Terkini.id, Makassar – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja perbankan Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami pertumbuhan yang positif secara year on year (yoy) pada April 2022. Hal ini dilihat dari pertumbuhan aset perbankan yang mecapai 6,09 persen.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional VI Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) Darwisman menjabarkan, aset perbankan Sulsel pada April 2021 senilai Rp156,44 triliun. Pada April 2022, angkanya naik menjadi Rp166,51 triliun.
Selain aset, pertumbuhan kinerja perbankan juga didukung oleh bertumbuhnya Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit. DPK tumbuh 5,50 persen yoy atau senilai Rp113,87 triliun. Di mana pada bulan yang sama tahun sebelumnya DPK hanya senilai Rp107,93 triliun.
Sementara penyaluran kredit perbankan tumbuh 4,97 persen yoy dengan nilai Rp131,85 triliun. Dimana pada April 2021 hanya senilai Rp125,61 triliun.
Dilihat dari angka Loan To Deposit Ratio (LDR), pada April 2022 mencapai 114,98 persen. Sementara untuk Non Performing Loan (NPL) perbankan Sulsel sebesar 3,57 persen. Nilai ini masih cukup terkendali karena berada di bawah ambang batas 5 persen.
- Kinerja Industri Keuangan Non Bank Sulawesi Selatan 2022 Tumbuh Positif
- Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Beberkan perkembangan di Indonesia
- Penguatan UMKM, OJK Regional 6 Sulampua Sebut Tembus 2,1 Juta
- Porseni FKIJK 2022 Sukses Digelar, Bank Sulselbar Sabet Juara Umum
- Ukur Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Masyarakat, OJK Kembali Lakukan SNLIK 2022
“Kinerja positif perbankan Sulsel juga dipengaruhi oleh fungsi intermediasi bank yang baik. NPL juga masih aman di bawah ambang batas 5 persen,” ungkap Darwisman pada acara Journalist Update di Jalan Botolempangan, Makassar, Selasa, 7 Juni, 2022.
Jika dilihat dari portofolio kredit, Makassar menjadi daerah dengan kredit tertinggi mencapai Rp70,74 triliun. Kemudian Pare-Pare Rp7,44 triliun, Palopo 5,39 triliun, Bone Rp4,13 triliun, dan Wajo Rp3,68 triliun.
Darwisman memaparkan, ada lima sektor dengan kucuran kredit terbesar di Sulsel. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran menjadi yang terbesar dengan nilai Rp25,46 triliun.
Kemudian selanjutnya ada sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan senilai Rp9,31 triliun, sektor Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum senilai Rp3,43 triliun, sektor Konstruksi Rp4,76 triliun, dan sektor Industri Pengolahan senilai Rp5,29 triliun.
“Kredit perbankan Sulsel masih didominasi sektor Perdagangan Besar dan Eceran, padahal Sulsel banyak pertaniannya. Artinya kita masih bisa dorong untuk pengembangan kredit di sektor pertanian di sini,” tutupnya.