Terkini.id, Jakarta – Rusia mengumumkan menjadi negara pertama yang sukses menciptakan vaksin covid-19.
Akan tetapi, Badan Kesehatan Dunia ( WHO) menyatakan, pihaknya masih butuh meneliti data keselamatan vaksin Covid-19 yang diklaim diciptakan oleh Rusia tersebut.
Seperti diketahui, Presiden Vladimir Putin sebelumnya mengumumkan negaranya sudah menyetujui obat yang dipakai untuk menyembuhkan virus corona.
Juru bicara WHO Tarik Jasarevic kepada awak media di Jenewa menyampaikan, saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan otoritas kesehatan Rusia.
“Diskusi tengah terjadi berkaitan dengan kemungkinan prakualifikasi vaksin dari WHO,” terang Jasarevic seperti diberitakan AFP Selasa 11 Agustus 2020.
- Wali Kota Makassar Luncurkan Gerakan Urban Farming di Bukit Baruga
- Pemkot Makassar dan Kemenkum Sulsel Perkuat Layanan Hukum
- Munafri-Aliyab Dampingi Dirjen Cipta Karya, Tinjau Gedung DPRD Makassar
- Kementrian PU Akan Gelontorkan Rp99 Miliar untk Rehabilitasi Sedang Hingga Berat Gedung DPRD Sulsel
- Pebalap Binaan Astra Honda Kembali Cetak Sejarah, Kekinian Raih Runner-Up RBRC 2025
“Prakualifikasi vaksin mencakup tinjauan dan penilaian yang cermat atas semua data terkait keamanan serta kemanjuran,” lanjut dia.
Vaksin Covid-19 yang diberi nama Sputnik V itu diciptakan oleh Institut Gamaleya berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan Rusia.
Berdasarkan catatan yang dikumpulkan WHO per 31 Juli, saat ini terdapat 165 kandidat vaksin virus corona yang dikembangkan di seluruh dunia.
Sebanyak 139 di antaranya masih dalam evaluasi pra-klinis, sementara 26 lainnya berada di fase penyuntikkan ke relawan manusia. Ada juga enam kandidat vaksin yang bahkan telah mencapai Fase 3, di mana saat ini tahapnya merupakan evaluasi klinis atas keampuhannya.
Kanddiat dari Gamaleya, yang berada dalam 26 daftar disuntikkan ke manusia, dilaporkan masih dikategorikan ke fase pertama. Kirill Dmitriev, Kepala Pendanaan Investasi Langsung Rusia menyatakan, mereka bakal menggelar Fase 3 pada Rabu besok 12 Agustus 2020.
Setelah itu. mereka akan lanjut ke tahap produksi massal pada September, dengan 20 negara diklaim telah berada dalam antrean.
Jasarevic menjelaskan, setiap negara memang mempunyai badan regulator yang membeirkan lampu hijau penggunaan obat maupun vaksin di wilayah masing-masing.
Dia kemudian menerangkan posisi WHO adalah melakukan proses prakualifikasi tidak hanya untuk vaksin, melainkan juga bagi obat-obatan.
“Setiap perusahaan bakal mengajukan proses prakualifikasi dari WHO karena menjadi semacam cap kualitas,” papar Jasarevic.
Untuk mendapatkan “stempel” ini, badan kesehatan di bawah PBB tersebut membutuhkan data efektivitas dan keselamatan yang dikumpulkan selama fase uji klinis. Jasarevic melanjutkan, pihaknya mengakus enang karena di tengah pandemi virus corona, negara berlomba-lomba mendanai penelitian vaksin.
Meski begitu, dia memperingatkan meski cepat dalam mengembangkan dan memproduksi vaksin Covid-19, negara juga tidak boleh mengorbankan keselamatan.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.