Terkini.id, Jakarta – Lembaga survei Institute Riset Indonesia (INSIS) menunjukkan penemuan baru terkait wacana perpanjangan masa jabatan presiden.
Dari hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga INSIS tersebut menunjukkan berpeluangnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengikuti pemilu 2024 akan semakin besar.
Peneliti Senior INSIS Dian Permata menilai peluang tersebut muncul karena wacana perpanjangan masa presiden hingga saat ini masih belum dihentikan dan terus didengungkan.
“Jika wacana itu tidak disetop dan lolos ke MPR, maka secara otomatis tiket presidensi SBY yang sudah expired akan hidup lagi. Soal, apakah SBY mau menggunakan, itu soal lain,” ujar Dian dilansir dari kompas.com, Senin 18 April 2022.
Selain itu peneliti senior tersebut membeberkan bahwa peluang wacana perpanjangan masa jabatan presiden masuk dalam amandemen Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) semakin besar.
- FKUB Kota Makassar Dukung Ops NCS Polri Wujudkan Pemilu Damai
- Bawaslu dan Media Berperan Wujudkan Pemilu Damai
- Komisi II DPR RI Apresiasi Upaya Pemprov Sulsel Sukseskan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024
- Bawaslu Sulsel Membutuhkan Peran Media untuk Sukseskan Pemilu 2024
- Komisi III DPR RI Yakin Jajaran Polri Netral Dalam Pemilu 2024
Semakin besarnya peluang perpanjangan masa presiden masuk kedalam UUD 1945 karena hingga detik ini Presiden Jokowi belum melakukan penolakan atas isu Jokowi 3 Periode.
“Hal ini dapat dilihat masih wira-wirinya isu tersebut. Karenanya, sepanjang tiada ketegasan dari Jokowi, maka isu akan tetap bergulir,” jelasnya.
Selain itu hasil survei lembaga INSIS menyatakan bahwa SBY akan mendapatkan suara tertinggi di wilayah Jawa Barat jika ia melanjutkan untuk menjadi Presiden Indonesia.
SBY akan memperoleh elektabilitas sebesar 10,09 persen dan menempati posisi kedua. Posisi pertama dalam survei ini ditempati oleh Prabowo Subianto yang mendapatkan suara 22,05 persen.
Sedangkan nama Jokowi ada di posisi ketiga dengan suara 6,14 persen. Disusul oleh Muhaimin yang mendapatkan suara 0,91 persen.
Dilansir dari halaman kompas.com, Senin 18 April 2022, sementara untuk responden yang belum menentukan sikap atau rahasia sebesar 66,82 persen.
“Dalam simulasi jika terjadi amandemen soal klausul tersebut (jabatan 3 periode), nama SBY disandingkan dengan peserta capres lainnya, maka angka SBY terbilang tinggi. Mengapa tinggi? Karena posisi SBY saat ini tidur. Alias tidak running campaign for president. Beda dengan nama capres lainnya yang memang ada real copras capres 2024,” jelas Dian.
Perlu diketahui bahwa survei ini dilakukan dengan metode multistage random sampling dan wawancara tatap muka pada 24 Maret-29 Maret 2022.
Survei ini dilakukan di 27 daerah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat dengan total responden 440 orang. Survei ini memiliki margin of error lebih kurang 4,47 persen dengan level confidence 95 persen.