Terkini.id, Jakarta – Sebentar lagi bebas, tawaran syuting yang menghampiri Saipul Jamil disebut telah banyak mengantre.
Namun, rupanya tawaran-tawaran tersebut kini terancam batal lantaran muncul isu boikot ‘pelaku pedofil’.
Ya, belum juga bebas, mimpi buruk justru membayangi Saipul Jamil yang bahkan kemungkinan terancam membuatnya tak bisa lagi tampil di TV sampai kapan pun.
Pasalnya, Saipul Jamil dulu dipenjara karena tersandung kasus sebagai pelaku pelecehan seksual anak yang kemudian menuai kontroversi publik.
Dilansir terkini.id dari Kompas via Grid pada Sabtu, 28 Agustus 2021, seruan boikot itu digawangi oleh seorang psikolog yang benarma Zoya Amirin.
- Tak Terbukti Gunakan Narkoba, Polisi Bebaskan Artis Ini
- Konflik Dewi Perssik dan Saipul Jamil Kian Memanas
- Dewi Perssik Tak Terima Dibela Saipul Jamil: Jangan Urusin Aku
- Saipul Jamil Sikapi Tagar Boikot Lesti Kejora: Aneh! KPI Gak Ada Hak
- Telat! Sikapi Kasus Leslar Soal KDRT, Saipul Jamil: Kalau Mereka Damai, Jangan Lo yang Marah
Pembahasan terkait isu boikot ternyata soal seberapa layak seorang bekas narapidana pelecehan seksual dapat diterima lagi di dunia hiburan.
Hal tersebutlah yang membuat psikolog yang bergerak di bidang seksologi itu akhirnya ikut angkat bicara.
Lebih lagi seusai berita itu naik, Zoya mengatakan muncul pernyataan yang lebih sering mendukung dan mengasihani pelaku pedofil.
“Saatnya cancel culture yang tepat sasaran. Cancel Pelaku Pedophilia di Televisi Nasional,” tulisnya pada caption.
“Dia pelaku pedofil loh, imagine (bayangkan) perasaan korban liat dia di TV, diterima publik, dikasih attention,” sambungnya.
“Dan kalo ngomongin soal cobaan nih baru tau juga sih, manusia yang melakukan PELECEHAN SEKSUAL disebut TERTIMPA COBAAN.”
Zoya menambahkan bahwa bukan hanya dunia hiburan semata, tetapi masyarakat pun masih memberi ruang pelaku kekerasan seksual pada anak.
Selain itu, Zoya juga mengkritik artikel media online yang malah menunjukkan wajah korban pelecehan seksual, bukannya membatasi gerak pelaku.
Alhasil, komentar skeptis netizen soal industri hiburan Indonesia mendekati kenyataan.
“Apa yang dapat diharapkan dari dunia hiburan yang ada di Indonesia?” tanyanya.
“Dengan kualitas pasaran yang bobrok, didempul sama televisi, dicekokin tontonan enggak bermutu, pelaku pelecehan, kekerasan seksual dikasih ruang.”
Zoya lantas balik bertanya buat apa memberikan kesempatan kedua, sementara terbukti pelaku menyuap petugas saat tertangkap.
“Semua dengan enak ngomongin ‘dia juga manusia bikin khilaf’, ‘alo ada indikasi ya kita awasi aja’, ‘kasih dia kesempatan kedua’, ‘lagian dia udah dihukum’. Kesempatan kedua? Sementara dia berusaha nyuap waktu ketangkep,” beber Zoya gamblang.
“Artis pedofil, dikatain kena cobaan aja gue dah ngakak. Belom ketambahan industri kasih ruang SJ di televisi nasional. Bobrok bobrok.”
Oleh karena itu, Zoya mendesak agar masyarakat menerapkan budaya pengenyahan (cancel culture) kepada artis pelaku pelecehan seksual.
Bahasa mudahnya, cancel culture berarti menarik dukungan (memboikot) kepada orang itu di dunia nyata ataupun maya.
“Seharusnya cancel culture nih cocok banget buat ‘artis’ pelaku pelecehan, pelaku kekerasan, ‘artis’ yang punya perspektif pelaku.”
Budaya pengenyahan itu, menurut Zoya, justru menguntungkan masyarakat, terutama korban.
“Dilupain gitu aja, sekalinya ‘dipeduliin media’ malah dibongkar foto dan identitasnya’,” tandasnya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
