Terkini.id, Jakarta – Seram! Ilmu hitam yang paling ditakuti di Tanah Papua Ini disebut Suanggi. Hampir setiap daerah di Indonesia mengenal adanya hal mistis seperti ilmu hitam atau santet. Begitu pula di Tanah Papua yang umum disebut Suanggi.
Mungkin nama Suanggi masih terdengar asing di telinga orang Indonesia pada umumnya, namun bagi orang Indonesia timur nama tersebut begitu menakutkan.
Bahkan banyak orang menghindari topik pembicaraan soal ini saat berkumpul bersama teman atau keluarga.
Dihimpun Terkini.id dari berbagai sumber, Kamis 12 Agustus 2021, Suanggi merupakan sebutan untuk sebuah ilmu hitam beserta orang yang menekuninya.
Dikabarkan, Suanggi banyak terdapat di Yapen Utara dan Yapen Barat. Masyarakat setempat menyebut Suanggi di Yapen Barat dengan nama Nyata. Sementara di Yapen Utara, tepatnya di Poom, Suanggi biasa disebut Hinata. Kendati bebeda sebutan namun secara esensi semuanya sama.
Suanggi Digunakan untuk Membunuh Orang
Suanggi sangat ditakuti masyarakat lantaran diniscayai banyak digunakan untuk membunuh orang, terutama yang tidak disukai. Suanggi pada dasarnya memang manusia yang memiliki ilmu hitam. Keberadaan Suanggi pun hidup berbaur bersama warga setempat, kendati ada Suanggi yang memang menetap di hutan.

Dikabarkan pula, banyak warga di Kepulauan Yapen enggan berkomentar terkait Suanggi. Mitosnya, jika berani bercerita, maka nyawa taruhannya. Kendati demikian, terkait banyaknya cerita simpang siur soal Suanggi, banyak pula warga yang mulai membuka suara terkait keberadaan dan asal usul Suanggi itu.
Konon kabarnya, berubahnya manusia menjadi wujud Suanggi dilalui dengan proses yang panjang. Misalnya, sang Suanggi harus memakan daun khusus yang hingga saat ini tidak pernah ada yang tahu jenis dan sebutan daun itu.
Bahkan proses untuk menjadi Suanggi, seramnya harus menyediakan tumbal dari keturunan atau keluarganya sendiri!
Suanggi Beraksi pada Malam Hari
Cerita dari masyarakat setempat, Suanggi biasa melakukan aksi pada malam hari. Konon, jika Suanggi ingin membunuh seseorang, mereka hanya merapal mantra atau berubah menjadi bayangan ke rumah korban.

Biasanya, dalam beberapa hari kemudian korban sakit diakibatkan hal yang tidak wajar. Pendekatan medis tidak mampu mendeteksinya. Selain itu, mayat korban ulah Suanggi biasa dimakan Suanggi itu sendiru untuk menambah ilmu merek. Misalnya, si Suanggi itu akan makan isi perut korban dan sebagainya.
Ciri-ciri Suanggi memang sulit dilihat secara kasatmata. Pasalnya, kebanyakan Suanggi hanya keluar di malam hari.
Biasanya warga yang juga memiliki ilmu yang sangat tinggi dapat melihat Suanggi dengan ciri-ciri mata terang menyala, berbeda dengan manusia pada umumnya.
Ada pula yang mengatakan jika tercium aroma binatang kuskus, maka Suanggi ada di sekitar kita.
Ilmu Suanggi dipercaya masyarakat setempat sangat berbahaya. Jika manusia yang mendalami ilmu tersebut tidak melaksanakan salah satu syarat yang diajukan, hal itu bisa menjadi bumerang bagi yang melakoninya, yaitu berakibat gangguan jiwa.
Masyarakat asal Ansus, Dortheis Wopi dalam sebuah wawancara dengan wartawan beberapa waktu lalu, mengatakan Suanggi sempat menjadi salah satu ilmu yang hampir ditekuni keluarganya.
“Akibat ilmu Suanggi itu, torang (kami) semua pisah, bahkan sa (saya) pu (punya) tete (kakek) hampir menjadi Suanggi,” bebernya.
Dortheis Wopi menambahkan, Suanggi juga dapat dikenali dari beberapa pantangan. Misalnya, Suanggi anti terhadap jeruk purut, ikan poro bibi, hingga takut batu koral laut.
“Biasanya, jika Suanggi menemui benda-benda itu, langsung beringas dan jahat,” katanya.
Dortheis Wopi menyebutkan, Suanggi hidup secara normal layaknya manusia. Suanggi melakukan aksi tak terpuji yang memang tujuannya untuk mencelakai dan membunuh orang. Bahkan, kadang Suanggi meminta bayaran, baik berupa uang ataupun benda-benda lain bagi yang ingin menekuninya.
Ia menambahkan, di Kabupaten Kepulauan Yapen ada beberapa wilayah yang masih ditakuti warga untuk berkunjung lantaran ilmu Suanggi yang masih kental dan dimiliki warga setempat, yaitu di Poom, Ansus, Woy, dan Marau.
“Pada dasarnya Suanggi tra (tidak) ganggu torang (kita). Suanggi bisa bunuh seseorang sesuai perintah,” imbuh Dortheis Wopi.
Ia mengungkapkan, sempat ada cerita dari kampung di Yapen Timur yang sangat terkenal, yaitu seorang pemuda meninggal dengan alat kelaminnya lenyap. Masyarakat beranggapan, Suanggi telah membunuhnya, lalu mengambil salah satu organ si pemuda naas itu.