Terkini.id, Makassar – Unit Manager Communication dan CSR MOR VII Halim Ilham mengatakan bahan bakar minyak kapal yang tumpah di laut akibat kebocoran pipa Pertamina.
“Jadi bukan dari kapal tapi dari kebocoran dari pipa saat melakukan pengisian bahan bakar untuk kapal,” kata dia kepada terkini.id, Jumat, 22 Mei 2020.
Saat ini pihak Pertamina masih melakukan investigasi terkait kebocoran pipa tersebut.
Saat terjadi kebocoran, Halim mengatakan, beberapa menit kemudian pihaknya langsung melakukan antisipasi dengan menghentikan proses pengisian bahan bakar.
“Itu setelah kami melihat ada kebocoran kemudian kami setop operasi dulu,” kata dia.
- Pertamina Perkuat Penggerak Energi Negeri di Makassar
- Daftar Harga Terbaru BBM Non Subsidi di Pulau Sulawesi Setelah Turun Hari Ini
- Bisnis Karbon Jadi Cara Pertamina Mengawal Visi Indonesia Menuju Zero Emisi
- Lagi! Pertamina Jatuhkan Sanksi ke 59 SPBU Nakal di Sulawesi, Ini Daftar Pelanggarannya
- Bright Gas Cooking Competition Makassar 2023, Ajang Tanding Chef Rumahan
Setelah itu, pihaknya langsung melakukan tindakan sesuai dengan SOP dengan memasang oil boom untuk mengurung minyak yang sudah terlanjur tumpah ke perairan.
Jenis minyak yang tumpah tersebut adalah low sulphur fuel oil (LSFO) termasuk jenis minyak yang agak berat untuk bahan bakar mesin kapal.
Minyak tersebut tersebut terdisfeksi menyebar lebih luas dengan cepat ketika masuk ke perairan. Kendati bisa diantisipasi namun sudah ada yang terlanjur menyebar.
“Kejadian hari Rabu pagi (20 Mei 2020) dan arus lumayan kencang karena perubahan pasang surut sehingga sebarannya ikut terdampak,” ungkapnya.
Berdasarkan catatan Pertamina, minyak yang tumpah di perairan dekat Pelabuhan Makassar sekitar 11 liter. Namun penyebarannya dengan cepat meluas.
“Kami langsung koordinasi dengan pihak terkait, baik Syahbandar, Dinas Lingkungan Hidup, dan instansi yang lain,” ungkapnya.
Halim mengatakan sudah melakukan uji sampling untuk memastikan adanya pencemaran atau tidak.
Dia mengatakan, pada hari Kamis, 21 Mei 2020, sudah hampir clear area. Hanya saja, sisanya, secara kasat mata masih ada.
Namun, kata dia, secara umum wilayah perairan sudah bersih. Ia mengatakan juga berfokus tehadap tampak biota laut yang mungkin ikut terdampak akibat kebocoran bahan bakar minyak kapal tersebut.
Ia pun memastikan pihak Pertamina bertanggung jawab terhadap kebocoran tersebut.
“Sejak awal kami sudah berkoordinasi. Kami pastikan kami bertanggung jawab,” pungkasnya.