Terkini.id, Jakarta – Rizal Ramli angkat bicara terkait kenaikan harga BBM yang diputuskan oleh pemerintah. Dia sangat prihatin melihat keputusan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi dan berujung pada penderitaan rakyat.
Rizal Ramli menilai keputusan tersebut akan membawa efek domino di tengah upaya pemulihan ekonomi terkhusus bagi kalangan masyarakat kelas bawah.
“Inflasi secara umum 5 persen. Tapi inflasi makanan sudah 11,5 persen. Rakyat betul-betul sedang susah, kok pemerintah tega menaikkan naikkan harga BBM,” ucap Rizal Ramli Minggu 4 September 2022, dikutip dari iNewsSurabaya.id.
“Akibat kenaikan BBM, ekonomi rakyat yang mulai membaik, eh digebuk malah rontok,” sambungnya lagi.
Dia juga mengatakan bahwa kenaikan harga BBM tidak perlu dilakukan karena harga minyak mentah dunia sudah mulai turun.
- 50.000 Buruh Demo Hari Ini di Depan Istana Akan Suarakan 6 Tuntutan
- Jokowi Berharap Tahun 2024 Tak Ada Lagi Kemiskinan, Bachrum Achmadi: Pembodohan Publik!
- Polemik pernyataan Kombes Setyo, Poengky Indarty Buka Suara!
- Aksi Demonstrasi Kenaikan BBM Ditengah G20, Anthony Budiawan: Harusnya Pemerintah Berpikir..
- Foto Puan Maharani Dibakar, PDIP: Ya Saya Sih Lucu Saja
Harga minyak mentah di pasar dunia memang sempat naik sampai 120 dolar AS per barel. Namun hari ini sudah kembali turun ke 89 dolar AS per barel.
“Trend harga turun, ngapain BBM dalam negeri naik, kecuali menutup inefisiensi Pertamina?” ujarnya.
Menurut Rizal Ramli, Pemerintahan yang dipimpin oleh Jokowi memang tidak kreatif, dan selalu mencari cara gampang seperti menambah utang, menaikkan harga, yang mengakibatkan rakyat makin susah.
“Pejabat yang ilmunya cuma segitu, ndak usah S3. Negara lain menurunkan harga BBM, Indonesia menaikkan. Dasar koplok,” ujarnya.
Rizal Ramli kemudian berpendapat jika pemerintah kreatif dan tidak songong banyak hal dapat dilakukan demi mencegah kenaikan harga BBM.
“Misal dengan menghentikan pengeluaran yang tidak perlu seperti pembangunan ibukota baru yang abal-abal,” katanya.
Lebih lanjut, pemerintah juga bisa mengurangi pengeluaran seperti proyek ibu kota dan untuk lembaga-lembaga yang tidak efektif, seperti Mahkamah Konstitusi (MK) yang mendapatkan kenaikan anggaran empat kali.
Kemudian dari pada itu, pemerintah juga harus menghilangkan staffing yang berdasarkan utang budi, seperti Basuki Tjahaja Purnama yang kini ditempatkan sebagai Komisaris Utama PT Pertamina.
“Bagaimana caranya tidak perlu menaikkan harga BBM? Pemerintah hentikan pengeluaran yang tidak perlu, seperti proyek ibukota baru abal-abal itu, kurangi pengeluaraan lembaga-lembaga negara seperti Mahkamah Konsitusi yang anggarannya malah dinaikan empat kali, padahal kinerja payah! Badan-badan dan staffing potong,” ujarnya menegaskan.
“Itu bukan hal yang sulit asal mereka bersih dan profesional, bukan titipin politik dan utang budi Jokowi seperti Ahok. Kalau itu dilakukan, tidak perlu BBM naik,” pungkas Rizal Ramli.