Terkini.id, Jakarta – Politisi Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera menilai akan sulit untuk memasangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada perhelatan Pemilihan Pilpres di 2024 mendatang.
Potensi duet keduanya terbilang kecil di mata partai politik. Mardani menilai, karena keduanya berasal dari ceruk pemilih yang sama. Meskipun, keduanya merupakan kepala daerah yang populer dan memiliki track record yang baik.
“Tapi keduanya berasal dari kolam yang sama basis yang sama. Jawa Barat, Jakarta dan Banten plus Sumatera,” ujar Mardani kepada wartawan dilansir dari Rmol pada Minggu 20 Februari 2022.
Karena itu, jika Anies dan Ridwan Kami berpasangan akan sulit memperoleh dukungan pemilih dari Jawa Tengah, Jawa Timur plus provinsi lainnya.
“Parpol biasanya tunduk dengan hukum sentimen publik,” tandas Mardani.
- Ahok Tanggapi PDIP Usung Anies di Pilgub DKI Jakarta
- Rocky Gerung Saran ke Anies Untuk Tak Maju Dalam Pilgub Jakarta
- KPU Resmi Umumkan Pemenang Pilpres 2024, Anies Baswedan: Kita Dukung Langkah Tim Hukum!
- Anies Baswedan Sebut Kabar Dirinya Maju di Pilgub Hanya Pengalihan Isu
- Cek Fakta: Benarkah Relawan Anies Baswedan Temukan Kotak Suara Tak Tersegel di Kota Makassar?
Meskipun begitu, kata Mardani, PKS akan selalu terbuka untuk menduetkan Ridwan Kamil dan Anies Baswedan. Potensi itu tergantung dari keputusan Majelis Syuro pada posisi mengusung Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf sebagai tokoh nasional.
“PKS sesuai keputusan Majelis Syuro masih pada posisi mengusung Dr Salim sebagai tokoh nasional. Tapi komunikasi terus dijalin. Dan semua kemungkinan bisa terjadi,” jelas Mardani.
Diketahui, nama Anies Baswedan dan Ridwan Kamil sempat ramai di jagad media sosial lantaran aksi keduanya yang sedang adu penalti di lapangan Jakarta International Stadium (JIS).
Meskipun tidak menegaskan keduanya menghendaki berpasangan pada Pilpres 2024 mendatang, namun bagi sebagian besar pengamat hal itu sebagai sinyal yang memiliki makna tertentu.
Sementara itu, sebagian pengamat politik yang lain menilai bahwa aksi Ridwan Kami dan Anies Baswedan adalah contoh bahwa politik itu tidak selamanya melulu soal friksi.
“Pertemuan Anies dan Ridwan di JIS tidak ada yang luar biasa. Anies mengajak Ridwan ke JIS mungkin hanya meminta pendapatnya sebagai arsitek sebelum stadion itu selesai 100 persen,” ujar M. Jamiluddin Ritonga pengamat politik dari Universitas Esa Unggul.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
