Tanggapi Isu Duet Jokowi dan Prabowo, Demokrat: Indonesia Berhenti Bergerak

Tanggapi Isu Duet Jokowi dan Prabowo, Demokrat: Indonesia Berhenti Bergerak

FD
Fachri Djaman

Penulis

Terkini.id, Jakarta – Politisi Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menanggapi soal isu duet pasangan Jokowi dan Prabowo yang kini tengah menjadi perbincangan publik.

Diketahui, isu tersebut muncul ke publik lantaran adanya kelompok yang mengatasnamalan Relawan Jokowi-Prabowo (Jokpro) 2024.

Terkait hal itu, Herzaky menengaskan bahwa panggung politik dan calon pemimpin Republik Indonesia bukan hanya terdiri dari Jokowi dan Prabowo saja.

Ia pun mengaku heran dengan munculnya isu itu yang seakan-akan tanpa Jokowi dan Prabowo, Indonesia tidak akan bisa maju dan menjadi lebih baik.

Menurut Herzaky, duet kedua tokoh nasional tersebut di Pilpres mendatang akan menimbulkan perpecahan dan luka mendalam bagi masyarakat.

Baca Juga

“Memunculkan polarisasi dan luka mendalam di masyarakat, yang belum pernah kita alami di era-era sebelumnya,” ujar Herzaky kepada wartawan, Minggu 20 Juni 2021 seperti dikutip dari Hops.id.

Selain itu, ia menilai apabila nasib bangsa diserahkan kepada duet Jokowi dan Prabowo maka ia meyakini Indonesia akan berhenti bergerak.

“Kalau kemudian kita menyerahkan nasib Indonesia kembali kepada keduanya, seakan-akan Indonesia ini berhenti bergerak dan tidak ada kemajuan sejak 2014,” ungkapnya.

Saat ini, kata Herzaky, di Indonesia sudah lahir dan tumbuh berbagai calon pemimpin terbaik dalam beberapa tahun terakhir.

“Sebut saja, ada sosok Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo dari deretan kepala daerah yang berprestasi,” tuturnya.

Kemudian, lanjut Herzaky, ada pula Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Puan Maharani, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari deretan pemimpin partai politik.

Menurutnya, tentu tokoh-tokoh nasional itu tidak lahir begitu saja. Sebab, menurut Herzaky, nama mereka muncul karena keinginan dari masyarakat Indonesia sendiri yang ingin adanya pemimpin baru di Pilpres 2024.

Lanjut Herzaky, di sisi lain publik juga tegas menolak adanya wacana Presiden Jokowi menjabat sebanyak tiga periode.

“Berbagai survei juga telah mengonfirmasi keinginan rakyat Indonesia mendapatkan pemimpin baru di 2024 dan menolak keras wacana tiga periode,” kata Herzaky.

Ia menambahkan, sejauh ini Presiden Jokowi telah mendapatkan kesempatan selama dua periode sesuai dengan amanah konstitusi.

Oleh karena itu, Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Demokrat ini mengajak semua masyarakat untuk tidak menjebak Jokowi dengan memunculkan isu duet Jokowi-Prabowo di Pilpres 2024 mendatang. Apalagi, mantan Gubernur DKI itu sudah menolak menjabat tiga periode.

“Tentunya penolakan beliau ini bukan basa-basi apalagi lip service belaka. Janganlah beliau kemudian dijebak, dipancing-pancing, untuk mengamputasi demokrasi kita dan menghancurkan cita-cita reformasi,” ujarnya.

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.