Terkini.id, Jakarta – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), yakni Zainudin Amali, mengungkapkan bahwasanya Presiden Joko Widodo alias Jokowi ikut memantau langsung kasus ketidakadilan yang kini tengah dialami oleh para atlet bulutangkis Indonesia di All England 2021.
Adapun keingintahuan Presiden Jokowi atas kejadian di All England tersebut jelas bukanlah tanpa alasan.
Menurut keterangan Zainudin, dalam desain besar olahraga Indonesia, bulutangkis memang menempati posisi teratas dari 14 cabang olahraga (cabor) unggulan.
“Jadi, kami sangat berkepentingan dan konsentrasi membela ini,” ujar Menpora sebagaimana yang dikutip terkini.id dari CNN Indonesia pada hari Jumat, 19 Maret 2021.
“Sebagai warga negara terlukai, upaya Ibu Menlu (Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi) luar biasa, dimonitor langsung Bapak Presiden,” jelas Menpora Zainudin dalam konferensi pers di Kantor Kemenpora hari Jumat ini.
- Baliho Kaesang Pangarep Biayanya Tembus Miliaran Rupiah, Duit Dari Mana dan Siapa yang Pasang?
- Kepala BP2MI: Presiden Jokowi dan Menteri Akan Hadir Dalam Peringatan Migran Day Internasional
- Bacapres Ini Ungkap Isi Pertemuannya dengan Presiden Jokowi Bersama Bacapres Lainnya
- Butet Kertaredjasa Ikut Prihatin seperti Goenawan Mohamad, Diam-diam Menangis
- Pj Gubernur Sulsel Bakal Undang Presiden Jokowi Panen Pisang di Bulan Maret 2024
Ia juga menyampaikan bahwasanya Presiden Jokowi telah memberi titah agar lekas melakukan langkah terbaik.
“Presiden meminta kami dan Kemenlu melakukan langkah cepat dan terbaik. Terutama menyelamatkan anak kita yang ada di sana,” tuturnya.
“Kemudian Presiden juga minta supaya perlakuan-perlakuan tidak baik jangan didiamkan,” sambungnya lagi.
Menpora Zainudin menegaskan bahwa pemerintah sangat prihatin dan menyayangkan kejadian ini karena memang sangat melukai warga negara Indonesia.
Secara tegas, ia sendiri pun mengecam kejadian tak mengenakkan dan sungguh tak adil yang menimpa Marcus Fernaldi Gideon, Jonathan Christi, dkk di All England 2021 itu.
Menpora meminta perlakuan yang adil serta transparan atas tim badminton Indonesia yang dipaksa mundur dari All England usai mendapatkan notifikasi dari otoritas kesehatan NHS (National Health Service) milik pemerintah Inggris.
Terlebih lagi mengetahui bahwa rupanya pemain dan tim resmi Indonesia mendapatkan perlakuan tidak adil lainnya seusai dipaksa mundur dari All England 2021.
Adapun perlakuan tidak adil tersebut, yaitu atlet-atlet Indonesia tidak diperbolehkan menggunakan fasilitas transportasi sehingga harus berjalan kaki dari Birmingham Arena ke hotel.
Selain itu, mereka juga tidak diperbolehkan menggunakan lift hotel untuk akses ke kamar.
“Bayangkan, tim sudah bertanding kemudian dihentikan. Bahkan setelah keluar dari arena disuruh jalan kaki. Biasanya disiapkan bus. Naik lift tidak bisa. Ini sesuatu yang diskriminatif,” terang Menpora, kentara kecewa.
“Apa penilaian saya, BWF tidak profesional. Kemudian BWF tidak transparan. BWF diskriminatif karena cukup buktinya. Saya berani mengatakan kami sangat kecewa. BWF tidak boleh buang badan berlindung dalam aturan di Inggris,” tutupnya.