Terkini.id, Jakarta – Baru-baru ini, dua orang pria berjenggot yang mengenakan baju gamis khas Arab viral lantaran menantang sambil membentak aparat kepolisian.
Adapun hal tersebut terekam dalam sebuah video di tengah-tengah momen pengrusakan rumah ibadah dan pembakaran rumah milik jemaah Ahmadiyah di Desa Balai Harapan, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, pada Jumat lalu, 3 September 2021.
Salah satu dari mereka, seorang pria yang memakai baju gamis panjang ala Arab berwarna abu-abu, terlihat menantang sejumlah polisi yang memintanya untuk mundur.
Ia bahkan terlihat sengaja membenturkan badannya ke arah seorang prajurit TNI di lokasi dan tampao tak senang karena aksinya dihalangi oleh aparat.
“Jangan melanggar hukum, kita sama-sama Islam. Kita sama-sama habis salat Jumat,” ujar seorang polisi, mencoba mengingatkan serta menenangkan sang pria berjenggot, sebagaimana dikutip terkini.id dari Indozone pada Minggu, 5 September 2021.
Kemudian, seorang pria berjenggot lainnya yang juga mengenakan gamis panjang ala Arab tampak ikut marah-marah kepada polisi.
“Itu mereka (Ahmadiyah) beda! Beda!” teriaknya ngegas.
Pria berjanggut bergamis merah itu terlihat saling adu mulut dengan pihak kepolisian dan meninggikan suaranya.
Selanjutnya, pria berjenggot yang bergamis abu-abu kembali datang dan mendekati polisi yang mengingatkan mereka untuk tidak bertindak kasar lalu menantang sambil tunjuk-tunjuk.
“Heh, Bang! Abang Islam, bukan? Itu (Ahmadiyah) Islam, bukan? Itu Islam, bukan?!” bentaknya keras tepat di depan wajah polisi sembari jari telunjuknya mengarah ke arah masjid Ahmadiyah.
Sebelumnya diberitakan bahwa ratusan warga dari Aliansi Umat Islam merusak masjid tempat jemaah Ahmadiyah beribadah di Desa Balai Harapan, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Tidak cuma masjid, warga juga membakar sejumlah rumah milik jamaah Ahmadiyah di desa tersebut.
Sayangnya, saat perusakan dan pembakaran berlangsung, aparat kepolisian dan TNI tak mampu menghentikan tindakan warga yang intoleran itu.
Video saat warga membakar rumah dan merusak masjid tersebut lantas viral di media sosial dan menuai banyak tanggapan.
Seorang warga jemaah Ahmadiyah sampai menangis melihat rumah ibadah mereka dirusak dan berteriak-teriak kepada para aparat yang hanya melihat saja.
“Wajar kami marah! Rumah kami dibakar. Mana ini tanggung jawabnya, Pak? Coba rumah Bapak dibakar orang-orang?” tanyanya pilu.
“Ini yang namanya Islam? Rumah Allah itu! Astaghfirullahalazim! Mana jaminannya, ya Allah. Mulut aja jaminannya. Ya ampun. Bapak saya bangun sampai sakit pinggang dihancurkan begitu saja!”
Menurut Juru Bicara Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI), Yendra Budiana, setidaknya ada 130 orang yang terlibat dalam pembakaran dan perusakan masjid tersebut.
“Mereka mengatasnamakan Aliansi Umat Islam. Massa mengambil botol-botol plastik berisi bensin yang sudah disiapkan di parit di kebun karet,” ujar Yendra dalam keterangan tertulis.
Sementara itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menilai perusakan rumah ibadah jemaah Ahmadiyah merupakan pelanggaran hukum yang dapat mengancam kerukunan antarumat beragama di Indonesia.
“Tindakan sekelompok orang yang main hakim sendiri merusak rumah ibadah dan harta benda milik orang lain tidak bisa dibenarkan dan jelas merupakan pelanggaran hukum,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Menko Polhukam Mahfud MD yang meminta polisi mengusut tuntas kasus intoleransi tersebut.
Adapun pembakaran dan perusakan ini merupakan kelanjutan dari penyegelan masjid yang dilakukan oleh kelompok Aliansi Umat Islam pada 14 Agustus 2021 lalu.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
