Terkini.id, Jakarta – Ahli biomolekuler: antibodi vaksin covid turun enam bulan tapi gak langsung hilang. Rumor maupun isu menyoal antibodi vaksin virus corona alias Covid-19 yang turun usai enam bulan masih, menjadi perbincangan hangat dalam masyakat. Kendati demikin, masyarakat ternyata masih belum paham sepenuhnya persoalan tersebut.
Dr Ines Atmosukarto, doktor molekuler dan biologi seluler dari Universitas Adelaide, Australia, berupaya menjelaskan situasi saat ini. Dimulai dari pemaparan soal rumitnya makna imunitas itu sendiri.
“Sampai saat ini sebenarnya kita belum tahu, orang awam ngomong imunitas dipikirnya perisai yang memberikan perlindungan. Padahal, bukan begitu masalahnya. Sistem imun kita kompleks banget, ibaratnya kayak TNI. Banyak sekali prajuritnya dan fungsinya beda-beda,” beber dr Ines dalam diskusi produktif LaporCovid-19, seperti dilansir dari kumparancom, Minggu 8 Agustus 2021.
Ia menambahkan, sebenarnya peneliti saat ini belum tahu pasti apa yang disebut correlate of protection. Jenis reaksi imun mana dari vaksin yang paling penting memberikan perlindungan.
“Tapi kita tahu adanya antibodi itu penting, netralizing antibody, jadi antibodi yang mampu mengikat virusnya dan menghambat virus masuk sel ke tubuh kita, itu salah satu yang paling penting,” ungkap Ines.
- Vaksin COVID-19 dan Kontraindikasi Buat Ibu Menyusui
- Berikut Jenis Vaksin Aman Buat Ibu Menyusui
- Warganet: Uda Divaksin Kami Nih Ngga Mati-mati, Akhirnya Harga Sawit Diturunkan Agar Kami Mati, Kartu Sakti Jokowi Tidak Berlaku
- Vaksin Syarat Pencairan TPP, BKD : ASN Harus Jadi Contoh Masyarakat Percepatan Vaksinasi
- Waspada! Covid-19 Belum Usai : Peneliti Temukan Ancaman Virus Hendra
Secara latar belakang, ia mengaku sangat paham mengenai dunia pervaksinan. Ines yang kini mengepalai Lipotek, sebuah rintisan usaha peneliti tentang obat dan vaksin yang berbasis di Australia. Lipotek juga bekerja sama berbagai pihak di Indonesia termasuk Bio Farma dan Lembaga Eijkman.
Kembali ke soal antibodi yang turun, Ines mengakui memang ada penurunan antibodi seseorang setelah enam bulan divaksin, tetapi ada hal yang penting untuk diingat.
“Ini diikuti peneliti, orang yang divaksin tahun lalu ada nggak antibodinya, masih ada tapi memang terlihat ada penurunan. Pertanyaannya, penurunan ini signifikan enggak, berpengaruh enggak terhadap proteksi? Itu belum tahu, ini segala sesuatu tentang Covid bersifat dinamis,” urainya.
“Yang penting juga imunitas itu enggak on off, imunitas itu spektrum. Ada yang tinggi, ada yang lebih rendah. Misalnya imunitasnya 6 bulan kemudian langsung hilang, enggak begitu,” sambung Ines.
Untuk itu, ia juga menekankan proteksi terhadap corona SARS-CoV-2 bukan hanya vaksinasi. Justru proses itu hanya penopang.
“Itu mungkin berkurang, tapi kita harus ingat proteksi terhadap SARS-CoV-2 bukan hanya vaksinasi. Vaksinasi layer paling akhir, selama kita menjaga diri kita dengan prokes, vaksin itu penopang,” imbau Ines.
“Jadi jangan mentang-mentang vaksin yang lain ditinggalin karena masih ada varian-varian. Vaksin ini perlu dibantu juga dengan pola perilaku kita,” imbuhnya.