Terkini.id, Jakarta – Pegiat media sosial, Rudi Valinka buka suara mengomentari soal pinjaman PT Pembangunan Jaya Ancol (Tbk) ke Bank DKI sebesar Rp 1,2 Triliun.
Menurut Rudi, pinjaman tersebut bukan untuk biaya operasional Ancol melainkan ditujukan agar dapur Komisaris Ancol Geisz Chalifah tetap ngebul.
Diketahui, Geisz Chalifah selama ini dikenal sebagai loyalis Anies Baswedan. Bahkan, tak jarang Geisz disebut menjadi pendengung alias buzzer di Kantor Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta.
“Minjam duit Rp1,2 T hanya untuk kasih makan Komisaris Ancol Geisz Chalifah yang kerjanya cuma jadi Buzzer Balai Kota tanpa pernah mikirin perusahaan,” cuit Rudi dalam laman Twitter pribadinya, Rabu 29 Desember 2021.
“Kalo sejak dari kasus Pohon di Monas sudah berbohong maka sampai Ujungnya kebohongan-kebohongan terus diproduksi,” sambungnya seraya menambahkan tagar Gubernur Pembohong.
- Ada Tudingan Politisasi Stadion JIS, Erick Thohir: Justru Kebalik
- Geisz Chalifah Tantang PDIP Buktikan Politik Identitas Anies Baswedan
- Bela Anies Baswedan, Geisz Chalifah: Jokowi Memberi KTP di Kampung Itu
- Mantan Gubernur DKI Jakarta Ditunjuk Sebagai Komisaris Ancol yang Baru
- Geisz Chalifah: Prestasi Anies Ada di Hati Warganya Bukan di Mulutnya Hasto
Dilansir melalui populis.id, pinjaman duit oleh PT Ancol berpolemik lantaran disinyalir untuk membangun sirkuit Formula E di kawasan Ancol.
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi bahkan sampai mengancam bakal melaporkan Anies Baswedan dan pihak penyelenggara Formula E ke Bareskrim Polri, jika dana itu benar dipakai buat Formula E.
Tetapi Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol, Teuku Sahir membantah hal tersebut, dia menjelaskan peruntukan pinjaman Rp1,2 triliun dari Bank DKI itu untuk menutupi kekurangan perusahaan akibat pandemi Covid-19.
“Terakhir, tentunya dalam pandemi ini, kalau kita nggak pinjam uang dan nggak minta PMD (penyertaan modal daerah), kondisi Ancol pasti akan tutup selamanya. Selama pandemi tetap harus makan hewan, wahana Dufan harus running tiap hari maintenance juga besar,” katanya saat rapat bareng komisi B DPR DKI Jakarta Selasa 28 Desember 2021.
Teuku mengungkap bahwa Ancol mengalami kesulitan keuangan sejak pandemi Covid-19 pada 2020. Sementara, pengelola tetap harus membayar gaji karyawan hingga perawatan peralatan.
“Kita tidak ada PHK sedangkan pendapatan kita nol. Jadi kalau melihat sekarang (tahun ini) kita ada pendapatan. Jadi kalau refleksi tahun 2020 kita kesulitan keuangan sehingga kita harus pinjam untuk tutup itu. Kalau tidak, hewan kita tidak bisa kasih makan, Sea World tutup, pompa nggak bayar listrik, kemudian Dufan juga rusak,” ungkapnya.