Terkini.id, Makassar – Pesta demokrasi di Kota Makassar baru saja digelar. Hasilnya, memunculkan wajah wanita sebagai pemenang. Sosok itu adalah Fatmawati Rusdi, Calon Wakil Wali Kota Makassar yang mendampingi Danny Pomanto.
Paslon dengan tagline “ADAMA” ini meraup suara terbanyak dan selangkah lagi bakal bakal memimpin Kota Makassar 2020.
Akademisi UIN Alauddin Makassar, Irnawati, memandang Fatma memanfaatkan strategi komunikasi langsung (door-to-door). Cara ini dinilai lebih efektif ketimbang pencitraan melalui sejumlah kanal sosial media.
“Berdasarkan analisis saya melalui pemberitaan media. Saat masa kampanye, Fatma rutin menemui warga secara langsung. Cara ini berhasil meningkatkan popularitasnya,” kata dia, Kamis, 17 Desember 2020.
Founder Aliansi Masyarakat Kawal Demokrasi (Awas) itu menjelaskan door to door merupakan strategi yang sering diterapkan oleh kandidat kepala daerah dengan cara menyambangi rumah warga, lingkungan tertentu, hingga tempat ibadah untuk dapat menjalin komunikasi lebih intim dengan warga.
- Tokoh-tokoh Agama Amerika Serukan Perdamaian dan Hentikan Peperangan
- Ungkap Kejanggalan Tender Proyek PLTMG, Direktur CERI: Cukup Aneh
- BEM STIE Wira Bhakti Makassar Sukses Gelar Milad ke-11
- LPP RRI Makassar Gelar Gerakan Cerdas Memilih, Wali Kota Makassar Beri Dukungan
- Jelang Idul Qurban, Plt Dirut RPH Ingatkan Masyarakat Waspada Penyakit Sapi
“Strategi tatap muka dengan warga dapat meningkatkan tingkat elektabilitas sehingga dikenal publik,” jelasnya.
Menurutnya, kehadiran Fatma juga diapresiasi para pemilih di Makassar yang didominasi perempuan. Faktor pencitraan tidak selamanya mempengaruhi, melainkan terselip harapan masyarakat yang haus perubahan.
“Perempuan tentu mengetahui apa yang diperlukan perempuan. Ini juga yang menjadi daya tarik,” tambahnya.
Sementara dari sisi kapasitas, pengalaman dan kemampuan Fatmawati tidak perlu lagi diragukan. Pernah menjadi anggota DPR RI sehingga memiliki jejaring nasional.
Terlebih suaminya Rusdi Masse merupakan ketua DPW NasDem Sulsel dan juga pernah menjabat Bupati Sidrap dua periode.
“Faktor popularitas dan dukungan politik kekerabatan ikut berpengaruh terhadap keterpilihan calon pemimpin perempuan,” tutupnya.