Terkini.id, Jakarta – Kasus yang dialami oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman masih menjadi atensi publik hingga saat ini.
Diberitakan sebelumnya bahwa Jenderal Dudung dilaporkan oleh Koalisi Ulama, Habaib, dan Pengacara Anti Penodaan Agama (KUHAP APA) karena diduga telah melakukan penistaan agama.
Dirinya dilaporkan lantaran celetukan “Tuhan bukan orang Arab” dalam sebuah podcast yang di unggah di YouTube.
Menanggapi hal tersebut, Yaqut Cholil Qoumas selaku Menteri Agama RI terlihat membela pernyataan yang disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tersebut.
Yaqut merasa bahwa tidak ada yang salah dari pernyataan Jenderal Dudung terkait ucapannya yang mengatakan “Tuhan Kita Bukan Orang Arab”.
- Waduh! Gegara Ustaz Adi Hidayat, Jenderal Dudung Disinyalir Akan Diseret Kasusnya Seperti Ahok, Kok Bisa?
- KSAD Jenderal Dudung Harap Mabes TNI Terus Kejar KKB Usai 3 Prajurit Gugur
- Nicho: TNI Anggap Teroris Papua Saudara karena Takut Kalah Perang, Pantas Berani Perang Baliho Saja
- Selamat! Jenderal Dudung Resmi Gantikan Panglima TNI Jadi Komisaris Utama PT Pindad
- Ogah Bela Rizieq dan Bahar, Habib Zein: Mereka ini Pedagang Agama, Ada Bohirnya!
“Itu clear sekali kalau kita memahami pernyataan Jenderal Dudung secara utuh. Pernyataan itu juga menjadi penegasan bahwa Tuhan memang bukan makhluk, tapi sebagai Khalik (Sang Pencipta). Sudahlah, tidak ada yang perlu diributkan dengan statemen itu,” ujar Menag dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, seperti dikutip pada antaranews.com pada Selasa 8 Februari 2022, pagi.
Menurutnya, umat Islam dibolehkan untuk menggunakan bahasa apapun saat berdoa, termasuk menggunakan bahasa indonesia.
Yaqut mengatakan bahwa pernyataan Dudung hanyalah persoalan pilihan dan cara berkomunikasi dengan Tuhan saja.
Dan tidak bermaksud untuk memposisikan Allah sebagai makhluk.
“Kalimat Jenderal Dudung ‘karena Tuhan Kita itu Bukan Orang Arab’ adalah tidak berdiri sendiri tapi bermakna penegasan setelah kalimat ‘Pakai bahasa Indonesia saja,” ujarnya.
Tak hanya itu, Menag juga meminta kepada masyarakat untuk selalu bertabayyun saat melihat atau mendengarkan suatu yang ambigu termasuk pernyataan Dudung di podcast tersebut.
Menag juga mengatakan bahwa akan lebih elegan dan tidak menguras energi jika pernyataan Dudung ini diselesaikan dengan cara bertemu dan berdiskusi langsung.
Bahkan Menag juga menilai Jenderal Dudung sebagai petinggi TNI, tentunya sudah dibekali pengetahuan dan kematangan cara berkomunikasi kepada publik.
Termasuk soal agama, Jenderal Dudung justru selama ini memberikan perhatian besar terhadap upaya menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. Mari kita harus jernih melihat setiap persoalan,” pungkasnya.