Belajar dari Konsistensi Daeng Anas

Belajar dari Konsistensi Daeng Anas

Andi Fadli Yusuf
Redaksi

Tim Redaksi

Tidak ada prestasi tanpa konsistensi. Fokus dan pantang menyerah.

Itulah cara kerja Daeng Anas. Salah satu juragan Warkop yang terkenal di Kota Makassar.

Daeng Anas memilih profesi sebagai penjual kopi karena sejak dulu orang tuanya sudah mengajarkan cara meracik kopi dan menyajikannya kepada penikmat kopi.

Kala itu Warkopnya masih di daerah Daya. Dekat patung ayam. Tidak terlalu terkenal. Pelanggannya kebanyakan sopir angkutan umum, pedagang di pasar, dan jamaah yang baru pulang salat subuh.

Berselang beberapa tahun, akhirnya Daeng Anas memilih mandiri dan buka Warkop di ujung Jalan AP Pettarani. Sekarang ditempati gedung bertingkat.

Baca Juga

”Kecil tempatnya. Lebih banyak bersama sopir Pete-pete,” kata Rachmat yang sudah lebih 20 tahun menikmati kopi Daeng Anas.

Lama belajar jual kopi di pinggir jalan, Daeng Anas makin mandiri. Setekah membangun usaha warkop di Jalan AP Pettarani. Daeng Anas kemudian pindah ke Jalan Pelita Raya.

”Di sinilah banyak tokoh-tokoh Sulsel ngopi. Semua juga berkat wartawan yang setiap hari nongkrong di Pelita,” ujar Rachmat.

Daeng Anas tidak peduli tempatnya sederhana atau masih sewa. Dalam pikirannya, bagaimana berusaha membuat kopi yang nikmat untuk masyarakat. Itu saja.

Yah,, seburuk apa pun kondisi dunia di sekitar kita. Tetaplah menebar senyum, kebaikan, dan prestasi. Mungkin seperti itu filosofi hidup dan bisnis Daeng Anas.

Produk yang berkualitas dan pelayanan yang baik akan mendapatkan pelanggannya. Jika ada komplain dan keluhan soal rasa, segera perbaiki.

Konsisten dengan usahanya dan terus menjaga kualitas. Daeng Anas pun mulai merasakan semakin banyak warga yang menyukai racikan kopinya.

Gubernur, Wali Kota, Bupati, Pengusaha, Jurnalis, Pengacara, Dosen sampai pelajar keluar masuk di Warkop Daeng Anas yang sederhana. Cabangnya pun bertambah.

Sepengetahuan saya, ada empat Warkop Daeng Anas di Kota Makassar saat ini. Jalan Pelita Raya, Jalan Rumah Sakit Islam Faisal, samping Kantor Pos Jalan Sultan Hasanuddin, dan Kampus UIN Alauddin Samata.

Menariknya, semua usaha Warkop Daeng Anas dijalankan secara mandiri. Belum ada investasi atau kolaborasi dengan pihak lain.

Mungkin Daeng Anas masih berusaha menjaga tradisi. Menjaga warisan dari Ayahnya yang juga pengusaha Warkop.

Hari ini saya tidak hanya menikmati kopi Daeng Anas. Tapi juga belajar dari Daeng Anas tentang pentingnya konsistensi. Kemampuan untuk terus berusaha. Sampai berhasil diraih.

Salamaki..

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.