Terkini.id, Makassar – Wali Kota Makassar melaporkan keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit Covid-19 sebanyak 9,9 persen.
Angka ini masih jauh dari ambang batas aman BOR RS yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni sebesar 60-80 persen.
“Rumah Sakit Daya dari 35 tempat tidur, 3 terisi, 1 ICU. RS Dadi tadi juga begitu, cuma 5 persenm Kalau laporan yang saya terima 9,9 persen dari 1400 bed di kota Makassar, hanya 40 yang terisi,” kata Danny Pomanto.
Menurutnya, ketersediaan tempat tidur di rumah sakit masih berada pada fase aman.
Di sisi lain, untuk mencegah penularan Covid-19 di masyarakat, Danny mengatakan per 1 Juli tim Detektor Covid-19 akan mulai bekerja melacak kasus dari rumah ke rumah.
- Waspada Kebakaran di Tengah Panas Ekstrim Makassar
- Waspada Penipuan, Muncul Akun Palsu Wali Kota Makassar Danny Pomanto
- Pemadaman Listrik Satu Minggu di Sulsel, Alasan PLN Belum Bisa Diterima Danny Pomato
- Mencari Sumber Air di Tengah Krisis Kekeringan, Pemkot Makassar Libatkan Ahli Geologi
- Atasi Permasalahan Limbah, Wali Kota Makassar Bentuk Tim Penyidik Khusus Tiap Kecamatan
“1 Juli kita akan launching ini Detektor Covid-19 untuk turun ke bawah, dia memantau semua RT. Kalau ada orang yang kena (positif) lalu isolasi mandiri, detektor yang pantau, termasuk obatnya,” ujar Danny.
Pemerintah Kota Makassar berkomitmen untuk transparan soal data dan angka kasus Covid-19. Danny mengatakan tim Detektor Covid-19 bakal menginput data setiap bulan.
Pemerintah kota sudah menyiapkan 10 ribu tim Detektor Covid-19, 5 ribu tenaga kesehatan, 306 dokter, dan 200 orang dari kalangan TNI dan Polri.
Detektor Covid-19 bakal menggunakan alat GeNose untuk melacak kasus Covid-19. Sebanyak 306 tenaga kesehatan mengikuti pelatihan ihwal penggunaan alat GeNose di Kota Makassar.
Bimbingan teknis tersebut berlangsung di Hotel Four Points by Sheraton. Berdasarkan pantauan, para petugas mengikuti arahan dari pemandu terkait penggunaan alat GeNose.
Para petugas tampak antusias mengikuti pelatihan tersebut. Pendeteksi Covid-19 dengan metode embusan nafas ini dinilai memiliki akurasi yang tinggi dalam melacak kasus.
Sebab itu, pemerintah kota bakal menggunakan alat tersebut untuk menyisir kasus dari rumah ke rumah.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar Hadijah Iriani menyebut pelatihan alat GeNose tersebut untuk persiapan tes GeNose di kelurahan.
“Masing-masing satu kelurahan satu alat GeNose, tujuannya untuk screening kesehatan masyarakat,” kata Iriani, Senin, 28 Juni 2021.
Para medis dan Detektor Covid-19 yang berjumlah 15.306 bakal menggunakan alat GeNose sebagai alat screening kesehatan bagi 300 ribu rumah di Kota Makassar atau 1,5 juta jiwa.
Pelatihan ini, kata Iriani, untuk operasional petugas GeNose yang terdiri dari petugas kelurahan dan para medis di puskesmas.
“Kami minta 1 kelurahan 1 operator, 153 dari kelurahan, dan masing-masing Puskesmas itu 3 agar bisa bergantian proses pemeriksaannya,” tuturnya.
Nantinya GeNose tersebut bakal disimpan di center kesehatan yakni kontainer. Namun, hingga saat ini kontainer di kelurahan belum tersedia, sebab itu untuk sementara dialihkan ke kantor kelurahan.
“Untuk sementara di tempatkan di kantor kelurahan, tesnya di kantor lurah sambil dibenahi ini,” tutupnya.