Terkini.id, Jakarta – Wacana duet Prabowo Subianto dan Puan Maharani kembali bergulir menjelang Pemilu 2024.
Menanggapi hal tersebut, politisi senior PDIP Panda Nababan ikut angkat suara.
Menurutnya duet tersebut tidak mungkin terjadi, karena dianggap tidak rasional.
Bahkan, Panda Nababan menyebut, bahwa sebelumnya Megawati berpasangan dengan Prabowo pun kalah dalam pemilu.
“Analisa-analisa politik banyak juga yang tidak rasional. Begini, menggandengkan Prabowo dengan Puan. Orang lupa, ibunya Puan saja dengan Prabowo, kalah,” jelas Panda Nababan, dalam acara Adu Perspektif bertema Catur Queen & King Maker yang disiarkan detikcom, dilihat Jumat 22 Juli 2022.
- Partai Demokrat Buka Opsi Gabung ke Koalisi Pendukung Ganjar atau Prabowo
- Budiman Sudjatmiko Dipecat PDIP, Fahri Hamzah: Welcome To The Club!
- PDIP Pecat Budiman Sudjatmiko, Leonita Lestari: Mereka Lupa Siapa Budiman!
- Demi Dukung Prabowo Jadi Capres 2024, Budiman Sudjatmiko Sebut Rela Dipecat PDIP
- Akui Dukung Prabowo Subianto, Budiman Sudjatmiko Kirim 'Pesan Khusus' Untuk PDIP
Selanjutnya, Panda Nababan imbau pihak Dyang mewacakan duet Prabowo-Puan seharusnya belajar dari pengalaman Pemilu 2009 silam.
Kala itu, Megawati punya nama besar, dan diduetkan dengan Prabowo, hasilnya masih saja kalah.
“Kalian kan tahu 2009, Megawati calon presien, Prabowo calon wakil presiden. Kalah. Dengan ibunya saja kalah. Masa mau diulangi lagi dengan anaknya,” tegas Panda.
“Sudah pengalaman. Ini kan kita belajar dari pengalaman. Ibu Mega dengan Prabowo, kalah. Sekarang mau diulang lagi dengan anaknya,” sambungnya.
Diketahui, wacana duet Prabowo dengan Puan muncul sejak 2021 lalu.
Kala itu Megawati, Prabowo dan Puan bertemu di Istana. Pertemuan itu pun dikaitkan semakin memperkuat sinyal Prabowo akan berpasangan dengan Puan pada Pilpres 2024.
Sementara, pengamat politik Igor Dirgantara menyatakan, duet Prabowo Subianto–Puan Maharani dinilai paling mungkin diwujudkan jika Partai Gerindra berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan di Pilpres 2024.
“Prabowo-Puan. Pasangan ini paling mungkin diwujudkan dan dinilai cocok karena faktor usia (tua-muda), jenis kelamin (pria-wanita), serta latar belakang militer-sipil,” jelas Igor.
“Salah satu kendala dari pasangan ini adalah pandangan bahwa PDIP sebagai parpol pemenang pemilu dengan 128 kursi di parlemen, apa mau memposisikan kandidatnya di posisi RI-2? Jawabannya tentu bisa mengingat elektabilitas Prabowo yang jauh lebih tinggi, begitu juga dengan pengalamannya,” jelasnya.