Terkini.id, Jakarta – Ganjar Pranowo diperebutkan oleh Partai Golkar dan Partai PDI Perjuangan. Tanggapan demi tanggapan dikeluarkan oleh kedua partai, menjadikan kondisi semakin memanas.
Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai perseteruan itu bakal berdampak pada hubungan kedua partai. Awalnya, Adi menyebut wajar ketika Golkar menyampaikan keinginan ‘membajak’ Ganjar yang merupakan kader PDIP.
“Ganjar komoditas bagus. Pesona elektabilitasnya naik signifikan. Wajar kalau Golkar kepincut ingin ‘bajak’ Ganjar karena selama ini terkesan diabaikan PDIP. Golkar terlihat serius mencari tandem jempolan untuk meningkatkan elektabilitas Airlangga. Dibanding figur lain, Ganjar terlihat spesial bagi Golkar,” kata Adi, Senin 15 November 2021.
Sebelumnya dikabarkan bahwa Golkar siap membentangkan karpet kuning jika karpet merah PDIP tidak diberikan kepada Ganjar. Menurut Adi, godaan inilah yang membuat PDIP tidak nyaman hingga bisa berpotensi menimbulkan disharmonisasi.
“Bagi Golkar, kalau Ganjar tak dapat karpet merah, ada karpet kuning yang siap dibentangkan. Tentu ini godaan serius yang bikin PDIP tak nyaman hati. Apapun judulnya, Ganjar masih kader mereka yang saat ini jadi darling, jika komunikasi tak diatur dengan baik, ini bisa jadi bibit disharmonisasi antara PDIP dan Golkar,” ucapnya.
- Cek Fakta: Dugaan Ketidaksesuaian Uang Transportasi pada Kampanye Ganjar di Makassar
- Momen Keakraban RPG Perbaiki Passapu Ganjar Pranowo Sebelum Kampanye Akbar di Makassar
- Ganjar Pranowo Klaim Pendukung Jokowi di Luar Negeri Pilih Ganjar-Mahfud
- Ganjar Pranowo Ingin Perjuangkan Hak Perempuan dan Disabilitas
- Lewat Pantun di Kampanye Ganjar, Butet Kartaredjasa Sindir Jokowi: Ini Banteng-Banteng yang Dilukai, Siapa yang Melukai?
Lebih lanjut, Adi menilai, seandainya Ganjar betul-betul pada akhirnya dibajak Golkar, akan ada potensi big match di Pilpres 2024. Kedua partai yang bersaing sejak masa Orde Baru ini bakal kembali menjadi rival pada 2024 jika seandainya betul-betul Ganjar menyeberang ke Golkar.
“Golkar dan PDIP bakal kembali big match. Dua partai yang sejak Orba bersaing keras. Ini baru rivalitas yang sesungguhnya. Sejak Orba hingga pemilu 2009, PDIP dan Golkar kerap jadi musuh bebuyutan, baru Pilpres 2014 dan 2019 beralih ke Gerindra jadi rival PDIP,” katanya.
“Bibit disharmonisasi mulai terlihat. PDIP menuding Golkar putus asa setelah berulang kali membujuk Ganjar. Golkar ngasih kode keras, tanpa PDIP pun Ganjar bisa maju lewat Golkar,” lanjut Adi menjelaskan, dilansir dari Detikcom.
Namun, menurut Adi PDIP akan tetap kuat tanpa Ganjar jika mengusung calon yang tepat selain Ganjar pada 2024. Dia lantas mewanti-wanti kekalahan PDIP yang terjadi pada Pemilu 2004.
“PDIP tetaplah kuat karena basis pemilih yang loyal. Tapi kalau salah usung capres, tentu kekuatan PDIP ada batasnya seperti kekalahan pada Pemilu 2004 lalu. Kalau tetap dengan Ganjar bisa dipastikan PDIP tetap kokoh karena Ganjar memiliki elektabilitas yang bagus,” terang Adi.
Menanggapi kisruh antar dua partai, Ganjar Pranowo akhirnya buka suara. Dengan singkat dan tegas Ganjar mengatakan tetap PDIP.
“Halah ora urusan (nggak mengurusi), masih jauh gitu kok dukung-mendukung, rebut-merebut, apa. Enggak, enggak, saya tetap PDIP!” kata Ganjar singkat sembari masuk ke ruang kerjanya, kantor Gubernur Jateng, Semarang, Senin 15 November 2024.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
