Terkini.id, Jakarta- Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli kembali melontarkan komentar kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait ubah nama jalan.
Perubahan nama jalan yang dilakukan pemerintahan Anies Baswedan dengan menggunakan tokoh Betawi.
Guntur Romli melontarkan komentar kepada Anies Baswedan melalui akun Twitternya yang diunggah pada Minggu 26 Juni 2022.
Guntur Romli menyatakan bahwa perubahan nama jalan hanya dari tokoh Betawi justru meneguhkan Anies Baswedan sebagai Bapak Politik Identitas.
“Perubahan nama-nama jalan hanya dari tokoh-tokoh Betawi, bagi saya semakin meneguhkan Anies sebagai Bapak Politik Identitas,” tulis Guntur Romli.
- Guntur Romli Sentil AHY Soal G20: Dia ini Dangkal Komennya
- Guntur Romli Sindir Buzzer Anies, Capres Nasdem Itu Dianggap Caper ke Gibran Buntut Tak Dapat Restu dari Jokowi
- Guntur Romli, 5 Alasan Koalisi Anies Baswedan Gagal Deklarasi
- Jusuf Kalla Sebut Semakin Anies Baswedan Direndahkan Maka Akan Semakin Populer
- Pulau G Akan Jadi Kawasan Permukiman, Guntur Romli: Kemunafikan Anies
Guntur Romli menyatakan bahwa di balik perubahan nama-nama jalan menggunakan nama tokoh Betawi terdapat politisasi isu SARA.
“Ini politisasi isu SARA di balik perubahan nama jalan,” ujarnya.
Menurut Guntur Romli, seharusnya sebagai ibukota Indonesia, Jakarta mesti mencerminkan kebhinekaan.
Dia menambahkan agar perubahan nama jalan tersebut tidak diidentikkan dengan satu suku saja.
“Harusnya Jakarta mencerminkan kebhinnekaan, ini ibu kota, jangan diidentikkan dengan satu suku saja,” jelas Guntur.
Lebih lanjut, Guntur Romli meragukan Anies Baswedan peduli terhadap tokoh Betawi.
Pasalnya, perubahan nama-nama jalan tersebut dilakukan pada jalan-jalan kecil yang padat pemukiman.
Menurut Guntur, perubahan nama-nama jalan kecil yang padat pemukiman justru akan menyusahkan warga.
“Kalau bener Anies peduli pada tokoh Betawi kenapa yang diubah hanya nama jalan-jalan kecil yang padat pemukiman sehingga menyusahkan warga-warga di sana,” ungkapnya.
“Kenapa tidak ubah JIS menjadi MH Thamrin Stadion misalnya,” sambungnya.
Selanjutnya, Guntur pun mencontohkan penamaan nama-nama jalan yang ada di sejumlah wilayah di DKI Jakarta.
Dia menyebutkan nama-nama jalan utama di DKI Jakarta, seperti MH Thamrin tokoh dari Betawi, Jend. Soedirman dari Jawa, Sisingamangaraja dari Batak, Panglima Polim dari Aceh dan Fatmawati dari Bengkulu.
“MH Thamrin, tokoh Betawi nama jalan utama. Selanjutnya Jend Soedirman dari Jawa, Sisingamangaraja dari Batak, Panglima Polim dari Aceh, Fatmawati Melayu Bengkulu. Ini contoh penamaan jalan-jalan,” sebut Guntur.
Dari nama-nama jalan yang dicontohkan, Guntur kembali mengingatkan untuk tidak mengambil dari satu suku saja.
Hal tersebut, kata Guntur, dikecualikan jika memang Anies Baswedan sengaja ingin politisasi SARA.
“Jangan cuma ambil dari satu suku saja. Kecuali Anies memang sengaja mau politisasi SARA,” pungkasnya.
