Terkini.id, Jakarta – Julukan untuk Yahya Waloni sebagai “ustaz pansos” seolah telah melekat di benak kita seusai Denny Siregar menyebutnya demikian.
Hal itu dikarenakan Yahya Waloni dinilai begitu gemar menjelek-jelekkan agama terdahulunya sebagai modal “jualan” utama untuk menarik simpati jemaah muslim yang mendengarkan ceramahnya dalam kata lain, ia dianggap mencari kepopuleran instan dengan cara tersebut.
Namun, sebelum Waloni, publik juga pernah gempar oleh sosok Almarhum Ustaz Maaher At-Thuwailibi yang juga dikenal sangat blak-blakan hingga dicap sebagai “ustaz kasar” oleh masyarakat luas.
Seperti yang diketahui, tampaknya Yahya Waloni pun menerapkan gaya berceramah demikian.
Gaya berceramah yang super frontal dan seringnya menuai kontroversi lantaran dianggap cukup “parah” atau bahkan cenderung kasar.
- Hari Ini Pameran Seni Rupa dan Pasar Seni Dispar Makassar Dibuka, Catat Rangkaian Acaranya
- Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik di Kendari, Jumat 29 September
- Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik di Makassar, Jumat 29 September 2023
- Kasus Tanah Ali Pangerang Cs Tak Dilimpahkan Jaksa, Pakar Hukum: Kalau Sudah 2 Alat Bukti Harus Disidangkan
- Wujud Komitmen Dukung Dunia Sepak Bola di Tanah Air, IOH Jadi Sponsor Timnas Indonesia
Dilansir dari berbagai sumber, pada tahun 2018 lalu, tepatnya pada tanggal 9 September, nama Ustaz Waloni menjadi sangat populer lantaran secara terang-terangan menyerang KH Ma’ruf Amin dan Muhammad Zainul Mahdi dalam salah satu ceramahnya di Masjid Al-Fida Muhammadiyah, Pekanbaru, Riau.
“Contohnya yang sudah ada di Jakarta ini, usianya sudah uzur, boleh dikatakan sudah mau mati, sudah mau menghadap Allah. Ditanya mau enggak Bapak jadi wakil presiden? Oh, siap. Sudah mau mati, ambisi,” celoteh Waloni.
Lalu selanjutnya, masih dalam satu ceramah yang sama, ia juga diketahui secara blak-blakan menghina Muhammad Zainul Mahdi dengan cara memelesetkan julukannya.
Seperti yang diketahui bahwa Muhammad Zainul Mahdi juga akrab disapa “TGB” alias “Tuan Guru Bajang”.
Namun, dalam potongan ceramahnya, Yahya Waloni justru mengubahnya menjadi “Tuan Guru Bajingan”.