Perjalanan Ramadan melewati separuh arah tujuan akhir, tapi terasa banyak momentum ibadah terabaikan. Lebih karena kondisi pandemi korona menurunkan imunitas keimanan karena pembatasan meraih pahala. Tidak berjamaah tarwih dan itikaf di masjid.
Imunitas beribadah adalah bergantung pada kekuatan iman. Kekuatan imanlah yang menguatkan kita menjalankan serangkaian ibadah di bulan suci ini.
Untuk melawan pandemi korona harus jaga imunitas tubuh agar tidak terserang virus.
Demikian juga, untuk bertahan menjaga kuantitas dan kualitas ibadah di tengah keterbatasan ini, sepenuhnya bergantung pada kekuatan iman.
Iman yang teguh tak terpengaruh kondisi, justru ketika rintangan semangat ibadah juga meningkat.
Sulit dipungkiri rasa khawatir kian getir dan takut yang akut akibat pandemi melekat dalam diri.
Mengembalikan semangat ibadah bergantung pada imun iman seorang hamba untuk bersabar dan tawakkal menerima keadaan ini.
Kekuatan iman itulah menjadi imun menjaga spirit ibadah dalam kondisi apapun. Tapi soal iman dan kesiapan meningkatkan ibadah adalah hidayah, petunjuk pemberian Allah pada hamba-Nya.
Ibarat sebuah perjalanan, tidak semua tiba di tujuan secara cepat dan tepat. Tergantung pada bekal dan energi yang dimiliki. Dalam perjalanan Ramadan ini, imanlah yang jadi imun kekuatan memperbanyak amal, memohon ampun di bulan taubat diterima ini dan pahala sedekah dilipatkan.
Semoga iman selalu dijaga dan mendapat petunjuk Allah dengan bekal imunitas ibadah yang terjaga.
Firdaus Muhammad
(Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar dan Ketua Komisi Dakwah MUI Sulsel)
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
