Jokowi Minta Revisi UU ITE, Rocky Gerung: Dia Takut Sama SBY dan JK

Jokowi Minta Revisi UU ITE, Rocky Gerung: Dia Takut Sama SBY dan JK

FD
Fachri Djaman

Penulis

Terkini.id, Jakarta – Pengamat Politik, Rocky Gerung menilai permintaan Joko Widodo (Jokowi) yang meminta revisi UU ITE lantaran presiden takut dengan kritikan dari Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dan Jusuf Kalla yang akrab disapa JK.

Hal itu, kata Rocky Gerung, lantaran Jokowi mendapat tekanan dari SBY dan JK. Kedua tokoh nasional itu berani meminta kepada presiden untuk segera merevisi UU ITE lantaran undang-undang tersebut dinilai menekan demokrasi.

“Karena itu (desakan SBY dan JK) dia (Jokowi) suruh supaya revisi UU ITE, kan kalau kita lihat begitu. Kalau dari awal misalnya, Presiden Jokowi bilang revisi itu artinya dia takut pada rakyat. Sekarang dia cuma takut pada SBY dan JK,” ujar Rocky.

Hal itu diungkapkan Rocky Gerung saat menadi pembicara dalam program KompasTV yang dipandu oleh Rosi Silalahi, seperti dilihat pada Jumat 19 Februari 2021.

Dalam tayangan program tersebut, Rocky pun mengungkapkan bukti dari penilaiannya terhadap Jokowi itu.

Baca Juga

Salah satu bukti tersebut, menurut Rocky, yakni permintaan revisi UU ITE dari Presiden Jokowi waktunya berdekatan setelah mendapat kritikan dari SBY dan JK.

“Itu terbuka dilihat orang, terlalu dekat itu jarak antara kritikan SBY dan JK kepada Jokowi dengan permintaanya merevisi UU ITE,” ungkapnya.

Maka dari itu, ia menilai keputusan Jokowi yang ingin merevisi UU ITE semata-mata hanya karena menghargai SBY dan JK bukan rakyatnya.

“Lain kalau Pak Jokowi tunggu misalnya, ada pihak yang meminta seperti LBH atau Ahli Tata Negara minta kepada pemerintah untuk merevisi UU ITE, lalu kemudian dia (Jokowi) setuju untuk merevisi. Maka terlihat Presiden mengerti demokrasi dan menghargai rakyat. Ini dia cuma menghargai kritikan atau tuntutan dari mantan Presiden SBY dan mantan Wapres JK,” tuturnya.

Mengutip Hops.id, Rocky mengungkapkan bahwa kritikan SBY dan JK soal tersebut adalah seminggu sebelum Jokowi mengumumkan keinginannya untuk melakukan revisi UU ITE.

Menurutnya, kala itu SBY dan JK jadi dua sosok yang kerap mengirimkan sinyal kritikan agar Jokowi mau bertindak. Mulai dari Gempa Majene-Mamuju, banjir di Kalimantan Selatan, Longsor Sumedang, dan beragam bencana lain yang terjadi di Indonesia.

“Sinyal-sinyal dari SBY dan JK seminggu sebelumnya sudah jalan. Jadi begitu urutan peristiwanya, kita baca itu bahwa pada akhirnya Presiden memperhatikan pikiran-pikiran rakyat dan berujung pada permintaan revisi UU tersebut. Tepatnya setelah SBY kirim sinyal terus menerus, begitupun JK,” kata Rocky Gerung.

Sebelumnya, Rocky dalam sebuah video di kanal Youtube Rocky Gerung Official yang tayang pada Selasa 16 Februari 2021 lalu melontarkan opini pedasnya terkait rencana revisi UU ITE.

Menurut Rocky Gerung, bukan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik alias UU ITE yang perlu direvisi melainkan isi kepala Jokowi.

“Kalau oposisi gak dianggap, UU ITE itu direvisi, ya orang ketawa lagi. Yang mesti direvisi (yaitu) isi kepala presiden sebagai kepala negara. Beliau salah mengartikan demokrasi,” ujarnya.

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.