Terkini.id, Jakarta – Pernyataan Jusuf Kalla terkait cuma satu orang muslim dari 10 orang kaya mengundang beragam reaksi netizen di media sosial.
Pernyataan tersebut diketahui disampaikan Jusuf Kalla untuk memotivasi sejumlah mahasiswa dan undangan yang menghadiri silaturahmi Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Senin Malam 14 Juni 2021.
Pernyataan itu disampaikan di hadapan Menteri BUMN Erick Thohir yang juga ikut hadir.
“Dari sisi ekonomi apabila ada 10 orang kaya, maka paling tinggi 1 orang muslim. Tapi apabila 100 orang miskin, setidaknya 90 umat yang miskin. Jadi pincang keadaan ekonomi kita,” kata JK dalam acara yang disiarkan secara virtual itu.
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) tersebut menyerukan untuk hijrah, terutama kepada umat muslim. Namun, bukan hijrah dalam definisi saling membunuh dan menebar konflik, melainkan hijrah untuk memperbaiki kondisi ekonomi.
- Tanah Dibeli 30 Tahun Lalu, JK Heran Tiba-Tiba Ada yang Datang Mau Merampok Lahannya di Depan TSM Makassar
- Jusuf Kalla Lakukan Peletakan Batu Pertama Gedung RS Islam Faisal Makassar
- Mantan Wapres Jusuf Kalla Ajak Semua Pihak Menahan Diri dan Menjaga Situasi Bangsa!
- Cerita JK Perusahaannya Cuma Mau Terima 20 Insinyur Tapi yang Daftar 23 Ribu Orang
- Baru Diungkap JK, Alwi Hamu Sering Jadi Negosiator Rahasia Pemerintah dan Sering Diutus ke Luar Negeri
Atas pernyataan tersebut, komentar yang beragam muncul dari para netizen di media sosial.
Sebagian menganggap pernyataan itu mengkotakkotakkan masyarakat Indonesia, dan menuding Jusuf Kalla masih memainkan politik identitas.
“Menjadi kaya itu bkn krn agamanya, tp krn kerja keras, ulet dan niatnya. Kalau pemalas, apapun agamanya pasti miskin. Jadi komentar pak JK yg menghubungkan agama dgn kemiskinan atau kekayaan ini tdk tepat dan cenderung provokatif utk saling membenci,” tulis Influencer Ferdinand Hutahaean.
“Politik identitas masih acap kali dimainkan yang ingin mencari panggung
Stop membawa politik identitas baik dari suku agama ataupun ras.!
Lagipula masih banyak urusan di Indonesia yg
perlu diperhatikan ketimbang
memain-mainkan agama,” tulis Rizmaya.
“Hai @Pak_JK
10 orang kaya di Indonesia, 1 muslim
Saya beritahu ya pak Yang 9 itu orang Indonesia
STOP mengkotak-kotakan bangsa ini,” tulis pemilik akun @feylazyaw.
Lalu, benarkah yang dikatakan Jusuf Kalla alias JK? Dalam artian, orang Islam cenderung miskin?
Dilansir terkini.id dari Voi pada Rabu, 16 Juni 2021, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), yakni Enny Sri Hartati, menyampaikan pandangan terkait ini.
Menurut Enny, yang dikatakan JK ada benarnya alias memang ada hubungan nyata antara kemiskinan dan umat Islam.
Namun, bukan dalam kausalitas murni. Untuk melihat hubungan dua variabel di atas, katanya kita perlu melihat statistik.
“Indonesia sampai hari ini mayoritas penduduknya adalah Muslim dan 40 persen penduduk Indonesia itu masih miskin dan rentan miskin,” tutur Enny pada Selasa, 15 Juni 2021.
“Dengan sendirinya, kalau secara statistik, otomatis yang miskin pasti Muslim.”
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2021 adalah 269,6 juta jiwa.
Sementara itu, penduduk miskin tercatat melonjak hingga 27,55 juta jiwa, setara dengan 10,19 persen jumlah penduduk.
Kemudian, penduduk Musllim di Indonesia diperkirakan mencapai 229 juta orang.
Angka itu setara 87,2 persen dari total populasi penduduk Indonesia atau 13 persen dari total populasi Muslim di seluruh dunia.
“Jadi, kalau secara hubungan kausalitas pure, artinya agama dengan status ekonomi, itu pasti enggak ada. Tapi kalau secara statistik ada. Jadi, ada dua perspektif yang tidak linear,” pungkas Enny.
Lalu apa penyebab kemiskinan dan bagaimana menanganinya? Apa yang membuat seseorang miskin?
Hal paling mendasar yang menyebabkan kemiskinan adalah karena seseorang tidak mampu memperoleh akses sumber daya, informasi, teknologi, pendidikan, dan aspek lain yang jadi variabel ekonomi produktif.
Dalam kondisi semacam ini, negara wajib membuat kebijakan-kebijakan yang mampu mewujudkan pemerataan akses terhadap aset-aset ekonomi produktif.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
