Terkini.id – Berada di PDIP akan lebih menguntungkan bagi Ganjar Pranowo dibanding pindah ke partai lain menjelang Pemilu 2024.
Hal tersebut merupakan pernyataan dari Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro yang disampaikan menyusul adanya ketertarikan Partai Golkar untuk mengusung Gubernur Jawa Tengah tersebut pada Pilpres 2024 sebagai calon presiden (capres).
“Bagi Ganjar, tetap berada di PDI-P akan lebih menguntungkan ketimbang pindah partai menyongsong pemilu,” kata Siti mengutip Kompascom, Selasa, 16 November 2021.
Kata Siti, apabila Ganjar berpindah partai maka malah akan memunculkan masalah tidak hanya bagi dirinya tetapi bagi partai itu sendiri.
Melansir kompascom, Siti mencontohkan ketika Jusuf Kalla yang diusung menjadi calon wakil presiden (cawapres) pada 2004.
- Cek Fakta: Dugaan Ketidaksesuaian Uang Transportasi pada Kampanye Ganjar di Makassar
- Momen Keakraban RPG Perbaiki Passapu Ganjar Pranowo Sebelum Kampanye Akbar di Makassar
- Ganjar Pranowo Klaim Pendukung Jokowi di Luar Negeri Pilih Ganjar-Mahfud
- Ganjar Pranowo Ingin Perjuangkan Hak Perempuan dan Disabilitas
- Lewat Pantun di Kampanye Ganjar, Butet Kartaredjasa Sindir Jokowi: Ini Banteng-Banteng yang Dilukai, Siapa yang Melukai?
Saat itu, Kalla yang berpasangan dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak perlu bergabung dengan Partai Demokrat untuk dapat maju sebagai cawapres.
Ketika Pilpres 2004, Partai Golkar masih dipimpin oleh Akbar Tanjung. Setelah menjadi Wapres, Kalla bahkan menyingkirkan Akbar dari kepemimpinan partai berlambang beringin itu.
“Pak JK waktu itu melesat sendiri berpasangan dengan Pak SBY tanpa harus menjadi kader Partai Demokrat. Hanya saja kasus JK belum tentu bisa dicontoh oleh Ganjar. Karena JK waktu itu unggul dan menjadi Ketua Umum Golkar menggantikan Akbar Tanjung,” kata dia.
Siti melihat Ganjar Pranowo terlanjur kental dan identik dengan partai banteng merah tersebut.
“Pindah partai secara tiba-tiba memerlukan penyesuaian-penyesuaian, adaptasi yang tentunya tak semudah yang dibayangkan,” ujar Siti Zuhro.
Meskipun demikian, menurut dia, sejauh ini calon nonkader bisa diusung menjadi capres dan cawapres tanpa harus masuk partai dulu. Bahkan, kata dia, Wapres Ma’ruf Amin pun bukan kader partai tapi bisa diusung menjadi cawapres oleh partai politik.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.