Terkini.id, Jakarta – Belum lama ini, Laksana Tri Handoko Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan bahwa politisi yang paling konsen dengan riset dan sains adalah Megawati Soekarnoputri.
Oleh karena itu menurut Laksana, wajar jika Megawati dipercaya menjadi Ketua Dewan Pengarah BRIN.
Sontak saja pernyataan tersebut menuai berbagai macam respon dari kalangan publik hingga tokoh ternama.
Salah satunya muncul tanggapan dari Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komaruddin.
Ujang menilai, pernyataan Laksana sebagai tanda-tanda bahwa ilmuwan telah mengagungkan kekuasaan.
- Tanggapan Kepala BRIN Soal Pengunduran Diri Massal Enumerator SDKI 2022
- Andi Yuliani Sebut Kepala BRIN Seperti Ayah Vanessa Angel
- Saiful Anam Sebut BJ Habibie Punya Hasil Riset yang Mengesankan: Kalau Megawati Kira-kira Apa Hasil Risetnya?
- Kepala BRIN Puji Megawati Fokus Riset, Pengamat Politik: Publik Menganggapnya Menjilat Atasan
- Usai Diintegrasikannya Eijkman Institute dengan BRIN, 120 Saintis dan Staf Pendukung Kehilangan Pekerjaan
“Itu tanda-tanda dan ciri-ciri ilmuwan yang mengagungkan kekuasaan,” ujarnya. Dilansir dari Galamedia. Rabu, 4 Januari 2022.
Sehingga, lanjut Ujang, publik menganggap hal ini sebagai menjilat atasan dan jabatan.
“Dan publik menganggapnya menjilat atasan dan jabatan,” imbuhnya.
Menurut pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) ini, Laksana BRIN seharusnya mengelurkan statement yang proporsional dan objektif soal dunia riset. Dia tidak perlu sampai memuji-muji Megawati.
“Tak perlu juga puja-puji Megawati,” jelas Ujang.
Selain Ujang, tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Umar Hasibuan alias Gus Umar juga menanggapi pernyataan tersebut.
Gus Umar mempertanyakan apa riset yang sudah dihasilkan oleh Megawati sampai bisa mendapatkan pujian tersebut.
“Astaga emang riset apa yg sdh dihasilkan megawati?” tuturnya melalui akun Twitter pribadi @UmarHasibuann70.
Lebih lanjut, Gus Umar melontarkan sindiran kepada Laksana hingga menyinggung soal reshuffle kabinet.
“Bagus pak laksana lanjutkan puji puja megawati mana tahu ada resafel anda bisa jadi Menhan ganti wowo,” sindirnya.
Dalam pernyataan yang beredar melalui media sosial, Laksana juga menyebut politisi yang pernah bicara science itu hanya BJ. Habibi dan Megawati.
“Yang pernah bicara science itu hanya Pak Habibi dan Bu Mega,” ungkap Laksana.