Kepala BRIN Puji Megawati Paling Konsen Riset, Pengamat: Menjilat Atasan dan Kekuasaan!
Komentar

Kepala BRIN Puji Megawati Paling Konsen Riset, Pengamat: Menjilat Atasan dan Kekuasaan!

Komentar

Terkini.id, Jakarta – Belum lama ini, Laksana Tri Handoko Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan bahwa politisi yang paling konsen dengan riset dan sains adalah Megawati Soekarnoputri.

Oleh karena itu menurut Laksana, wajar jika Megawati dipercaya menjadi Ketua Dewan Pengarah BRIN.

Sontak saja pernyataan tersebut menuai berbagai macam respon dari kalangan publik hingga tokoh ternama.

Salah satunya muncul tanggapan dari Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komaruddin.

Ujang menilai, pernyataan Laksana sebagai tanda-tanda bahwa ilmuwan telah mengagungkan kekuasaan.

DPRD Kota Makassar 2023
Baca Juga

“Itu tanda-tanda dan ciri-ciri ilmuwan yang mengagungkan kekuasaan,” ujarnya. Dilansir dari Galamedia. Rabu, 4 Januari 2022.

Sehingga, lanjut Ujang, publik menganggap hal ini sebagai menjilat atasan dan jabatan.

“Dan publik menganggapnya menjilat atasan dan jabatan,” imbuhnya.

Menurut pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) ini, Laksana BRIN seharusnya mengelurkan statement yang proporsional dan objektif soal dunia riset. Dia tidak perlu sampai memuji-muji Megawati.

“Tak perlu juga puja-puji Megawati,” jelas Ujang.

Selain Ujang, tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Umar Hasibuan alias Gus Umar  juga menanggapi pernyataan tersebut.

Gus Umar mempertanyakan apa riset yang sudah dihasilkan oleh Megawati sampai bisa mendapatkan pujian tersebut.

“Astaga emang riset apa yg sdh dihasilkan megawati?” tuturnya melalui akun Twitter pribadi @UmarHasibuann70.

Lebih lanjut, Gus Umar melontarkan sindiran kepada Laksana hingga menyinggung soal reshuffle kabinet.

 “Bagus pak laksana lanjutkan puji puja megawati mana tahu ada resafel anda bisa jadi Menhan ganti wowo,” sindirnya.

Dalam pernyataan yang beredar melalui media sosial, Laksana juga menyebut politisi yang pernah bicara science itu hanya BJ. Habibi dan Megawati.

“Yang pernah bicara science itu hanya Pak Habibi dan Bu Mega,” ungkap Laksana.