Terkini.id, Jakarta – Politisi Partai Demokrat, Cipta Panca Lakasana melontarkan sindiran kepada dua petinggi Demokrat, yakni Hasto Kristiyanto dan Megawati Soekarnoputri.
Panca menyindir agar lebih baik Hasto sebagai Sekjen PDIP mengurus Ketum PDIP, Megawati yang tak ada gunanya menjadi Dewan Pengarah di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
“Mending Hasto urus ketumnya yang nga ada gunanya jadi dewan pengarah di BRIN,” katanya melalui akun Twitter @Panca66 pada Minggu, 24 Oktober 2021.
“Daripada capek-capek urus pak SBY yang sekarang lebih banyak menghabiskan waktu dengan melukis. Iya nga sih?” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya Hasto dikritik oleh para kader Demokrat karena menyinggung bahwa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terlalu sering rapat hingga tak mengambil keputusan.
- Demi Dukung Prabowo Jadi Capres 2024, Budiman Sudjatmiko Sebut Rela Dipecat PDIP
- Denny Sebut MK Kabulkan Gugatan Sistem Pemilu, Hasto Kristiyanto: Katanya A1
- PDIP Buka Peluang Kerja Sama Untuk Demokrasi, Hasto Kristiyanto: Inilah Kami dengan Kerendahan Hati!
- PPP Buka Peluang Koalisi Bareng PDIP, Mardiono: Memang Kemungkinan Itu Ada
- Hasto Kristiyanto Minta Kader PDIP Sulsel Gotong Royong Untuk Perolehan Kursi di Daerah Yang Lemah
Dilansir dari CNN Indonesia, awalnya Hasto Kristiyanto melihat adanya apresiasi dunia terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pasalnya, menurut Hasto, presiden yang berasal dari PDIP itu dianggap berhasil dalam melakukan upaya mengatasi pandemi Covid-19.
Ia lalu menjelaskan bahwa Presiden Jokowi turun ke bawah untuk melihat akar persoalan pokok dari Covid-19 dan kemudian mencari solusi menyeluruh dimulai dari refocusing anggaran.
Kemudian, lanjut Hasto, Jokowi mengambil kebijakan yang menyeimbangkan antara pembatasan sosial dan pertumbuhan ekonomi serta terdepan dalam pengadaan vaksin.
Hasto Kristiyanto lantas mengatakan bahwa Jokowi memiliki kelebihan dibandingkan dengan pemimpin lainnya.
“Beliau adalah sosok yang turun ke bawah, yang terus memberikan direction, mengadakan ratas (rapat kabinet terbatas) dan kemudian diambil keputusan di rapat kabinet terbatas,” kata Hasto pada Kamis, 21 Oktober 2021.
“Berbeda dengan pemerintahan 10 tahun sebelumnya, terlalu banyak rapat tidak mengambil keputusan,” lanjutnya.