Masyarakat di Kawasan Untia Krisis Air Bersih, Ini Penyebabnya

Masyarakat di Kawasan Untia Krisis Air Bersih, Ini Penyebabnya

KH
EP
Kamsah Hasan
Echa Panrita Lopi

Tim Redaksi

Terkini.id, Makassar – Sejak Industri masuk ke kawasan Untia, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, masyarakat krisis air bersih PDAM. Hal itu terjadi lantaran PDAM hanya memiliki satu pipa.

“Karena kita (masyarakat) satu pipa dengan pihak industri. PDAM hanya punya satu pipa. Bagaimana masyarakat bisa menikmati (air bersih) sementara mesin industri sangat besar. Dia lebih banyak menarik air dibandingkan kita,” kata Ketua LPM Untia, Dinasuddin Bundu di Kelurahan Untia, Sabtu, 16 November 2019.

Dinasuddin menyatakan masyarakat tak punya mesin untuk melakukan penarikan air. Ia memaparkan bukti yang menegaskan bahwa pihak industri menjadi sebab masyarakat Untia mendera kekurangan air bersih.

“Pembuktian ini terjadi ketika pihak industri libur karena lebaran lalu kita dapat air PDAM sampai lantai 2,” kata dia.

Ia bercerita bahwa masyarakat Untia menikmati air bersih mulai tahun 1998 hingga 2006. Sejak itu masyarakat sulit mengakses air bersih.

Baca Juga

Ia pun berharap PDAM mempercepat pemasangan pipa induk ke masing-masing rumah lantaran pipa yang ada saat ini sudah terhubung dengan rumah masyarakat.

“Sisa pipa induk yang belum sampai ke sini dan saya lihat, pemasangan sudah sampai di Kima, PDAM sudah membangun bak penampungan yang terbesar,” ungkapnya.

Saat ini, masyarakat Untia mendapat pasokan air bersih dari PDAM sebanyak 10 tangki per bulan sehingga masyarakat harus antri dan membawa jeriken tiap pasokan air datang.

“Satu keluarga kalau ada pembagian kita kasih 10 jeriken per kepala rumah tangga. Misalnya, hari ini blok A, besok B, dan lusa C sampai E. Pihak PDAM datang 5 kali per bulan tapi 5 blok juga. Jadi 1 blok hanya mendapat 2 tangki per bulan,” ungkapnya.

Ia mengaku miris dengan kehidupan masyarakat Untia lantaran harga air bersih dua ribu per jeriken. Sementara, kata dia, kebutuhan masyarakat per keluarga minimal 40 jeriken per hari.

“Jadi mereka (masyarakat Untia) harus mengeluarkan biaya ekstra 80 ribu per hari. Sementara kehidupan mereka hanya hidup dari buruh bangunan dan nelayan,” paparnya.

Kepala rumah tangga di pemukiman Untia kurang lebih 4 ratus Kepala Keluarga. Untuk itu, ia berharap, janji Direktur PDAM ihwal air bersih yang bakal mengalir di Kelurahan Untia bukan sekadar harapan semu.

Humas Perumda Air Minum Kota Makassar Muhammad Rusli mengaku, sampai saat ini, air bersih masih sulit sampai di Kelurahan Untia. Namun, ia mengatakan telah menyiapkan armada tangki untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Kita suplai menggunakan armada mobil tangki sambil PDAM melakukan perbaikan supaya suplai air bisa sampai di Untia ini. Intinya bagaimana air sampai di sini,” pungkasnya.

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.