Ngaku Salah, Ustadz Yahya Waloni: Bagaimana Saya Tidak Sadar, yang Cuci Baju Saya di Penjara Itu Orang Kristen
Komentar

Ngaku Salah, Ustadz Yahya Waloni: Bagaimana Saya Tidak Sadar, yang Cuci Baju Saya di Penjara Itu Orang Kristen

Komentar

Terkini.id, Jakarta – Ustadz Yahya Waloni menyampaikan pengakuan atas kesalahannya. Menariknya, faktor yang menyebabkan ia sadar ialah kebaikan orang kristen di Penjara. Yahya Waloni mengaku bahwa pakaiannya juga dicucikan oleh orang kristen selama di penjara.

Sebelumnya, Pendakwah Yahya Waloni kerap memberikan pernyataan kontroversial yang menyinggung agama lain selain islam. Kemudian dirinya dipenjara dalam waktu 5 bulan, ia didakwa telah menyebarkan informasi yang memuat ujaran kebencian berdasarkan SARA.

Namun, setelah keluar dari penjara, kini Yahya Waloni tampil dengan karakter yang berbeda. Dirinya mengakui kesalahannya dan mengaku telah belajar dari kesalahannya.

“Saya keliru besar sekali, saya tidak boleh begitu sebenarnya. Saya merenung di dalam penjara,” ujar Yahya Waloni, dilansir dari video yang diunggah channel youtube Deddy Corbuzier, pada Rabu, 16 Februari 2022, dengan judul ‘Panas!! Ustadz Yahya Waloni Masih Benci Kafir!? Exclusive’.

“Biar bagaimana pun begini, segala sesuatu yang dilakukan oleh ritual agama lain itu adalah hal yang suci, hal yang sangat-sangat sakral, tidak boleh saya jadikan itu sebagai gurauan, candaan, humor, tidak boleh itu!,” ujar Yahya Waloni melanjutkan.

DPRD Kota Makassar 2023
Baca Juga

Ada kisah yang menarik dari Yahya Waloni, dirinya menceritakan bahwa kesadaran itu disebabkan oleh kebaikan-kebaikan yang ia terima dari orang yang beragama kristen selama di dalam penjara.

“Bagaimana saya tidak sadar, di dalam penjara yang datang ke saya bawa makanan (itu) orang kristen,” ujar Yahya Waloni melanjutkan.

“Orang kristen itu yang bikin cuci baju saya (mencuci baju saya), cuci baju saya!, orang flores, orang timur. Tidak ribut!, ngobrol kita tentang persidangan,” ujar Yahya Waloni melanjutkan.

“(penjara adalah) Miniatur yang sangat baik, untuk kita merubah tata kehidupan, kelola perilaku kita lah,” ujar Yahya Waloni melanjutkan.

Bahkan, Yahya Waloni menyampaikan pesan kepada para pendakwah lainnya, untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Yahya menghimbau para pendakwah untuk mengetahui batasan etika publik dalam berdakwah.

“Sehebat apapun, setinggi apapun, kemampuan seorang pendakwah itu dalam menyampaikan risalah dakwah, ketika dia menyampaikan itu, lalu kemudian sudah melompati batasan-batasan etika publik dalam kehidupan bermasyarakat, berarti orang ini sudah tidak lagi bisa dipercaya sebagai pendakwah,” ujar Yahya Waloni menandaskan.