Perayaan Akhir Ujian Sekolah Menewaskan 21 Siswa di Klub Malam Afrika Selatan
Komentar

Perayaan Akhir Ujian Sekolah Menewaskan 21 Siswa di Klub Malam Afrika Selatan

Komentar

Terkini.id, Jakarta – Perayaan akhir ujian sekolah menewaskan 21 siswa pada klub malam di Afrika Selatan, Senin 27 Juni 2022.

Diketahui bahwa sedikitnya 21 remaja tewas selama akhir pekan pada sebuah klub malam di Afrika Selatan. Penyebab kematian pun masih belum jelas.

Dilansir pada kantor berita AFP pada Senin 27 Juni 2022, pemerintah provinsi Eastern Cape menyatakan ada delapan anak perempuan dan 13 anak laki-laki sudah meninggal pada klub malam, pada daerah perumahan yang dikenal dengan Scenery Park.

Ada sebanyak 17 anak yang ditemukan telah tewas di tempat kejadian, sedangkan selebihnya meninggal di rumah sakit dilansir dari detiknews, Senin 27 Juni 2022.

Pada pejabat keamanan pemerintah yang telah tiba pada tempat kejadian menyebutkan, botol-botol kosong alkohol, wig, dan juga bahkan selempang “Selamat Ulang Tahun” yang berwarna ungu pastel telah ditemukan berserakan pada jalan berdebu di luar Enyobeni Tavern yang berlantai dua.

Baca Juga

Kemudian para pejabat menyampaikan bahwa banyak dari korban diperkirakan yaitu siswa yang ikut merayakan akhir ujian pada sekolah menengah mereka, Sabtu 25 Juni 2022 malam.

Disampaikan bahwa tidak ada yang terluka yang nampak pada tubuh, tetapi otopsi bakal menentukan apakah kematian tersebut dikaitkan dengan keracunan.

Di samping itu, pejabat senior pemerintah yang bergerak ke kota selatan tersebut yakni Menteri Kepolisian Bheki Cele.

Ia menangis usai keluar dari kamar mayat tempat mayat-mayat korban tersebut disimpan.

“Ini pemandangan yang mengerikan,” ucapnya pada wartawan.

“Mereka cukup muda. Ketika Anda diberitahu bahwa mereka berusia 13 tahun, 14 tahun dan Anda pergi ke sana dan Anda melihat mereka. Itu menghancurkan,” imbuhnya.

Pada negara tersebut, mengkonsumsi minuman yang beralkohol diizinkan bagi di atas 18 tahun.

Tetapi pada klub-klub malam yang selalu berada bersebelahan dengan rumah-rumah warga, peraturan keselamatan dan juga undang-undang usia minum tidak sering ditegakkan.

“Kami memiliki seorang anak yang ada di sana, yang meninggal di tempat kejadian,” ungkap orang tua dari seorang gadis yang berusia 17 tahun tersebut.

“Anak ini, kami tidak berpikir akan mati dengan cara ini. Ini adalah anak yang rendah hati, penuh hormat,” sebut ibu yang tengah berduka, Ntombizonke Mgangala, yang berdiri di dekat suaminya di luar kamar mayat itu.

Kemudian Presiden Cyril Ramaphosa, yang turut hadir pada KTT G7 di Jerman, turut menyampaikan belasungkawa.

Ia berkomentar tentang keprihatinan “tentang keadaan yang dilaporkan di mana orang-orang muda seperti itu berkumpul di tempat yang, baginya, harus terlarang bagi orang-orang di bawah usia 18 tahun,” ujarnya.

Pihak yang berwenang kini mempertimbangkan apakah bakal melakukan revisi pada peraturan perizinan minuman keras.

Afrika Selatan termasuk salah satu negara yang ada di Afrika yang sebagian besar alkohol dikonsumsi.

Perdana Menteri provinsi Oscar Mabuyane menolak “konsumsi minuman keras tanpa batas,” tegasnya.

“Anda tidak bisa hanya berdagang di tengah masyarakat seperti ini dan berpikir bahwa anak muda tidak akan bereksperimen,” lanjutnya di luar kedai itu.