Terkini.id, Jakarta – Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie memperingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa kerusuhan akan datang ketika orang mencoba mewujudkan ide sesat.
Jerry Massie mengatakan itu sebagai respons terhadap wacana penambahan masa jabatan presiden menjadi 3 periode.
Hal ini ia sampaikan dalam webinar berjudul ‘Petik Pelajaran, Ngotot 3 Periode Presiden Guinea Digulingkan’ yang digelar pada Rabu, 15 September 2021.
“Hati-hati, kerusuhan akan datang ketika kita mencoba menggolkan sebuah ide sesat,” ujarnya, dilansir dari GenPi.
Jerry menilai bahwa ide amendemen 3 periode tersebut sesat dan tidak konstitusional karena berpotensi merusak demokrasi.
- Aib Jokowi Bisa Terbongkar Jika Nasdem Tersingkir Dari Kabinet
- Disebut Telah Menentukan Pilihan Jelang Pemilu 2024, Pengamat Politik Ini Sebut Presiden Jokowi Bak Kacang Lupa Kulitnya
- Ralat Kondisi Ekonomi Indonesia, Jerry Sebut Sri Mulyani Tidak Punya Kompetensi
- Soal Misi Perdamaian Jokowi, Jerry Masie: Cari Sensasi Politik Internasional
- Sebut Gibran Rakabuming Belum Sanggup Berkontestasi di Pilgub DKI Jakarta, Pengamat: Dia dan Anies Beda Kelas!
“Ini hanya pencitraan politik, kita gunting saja. Hal ini tidak boleh terjadi,” ujar pengamat politik tersebut.
Selain itu, Jerry juga khawatir bahwa jika amendemen masa jabatan presiden menjadi 3 periode itu lolos, maka kerusuhan yang timbul akan membuahkan gerakan seperti reformasi 1998.
“Chaos itu bakal datang, chaos itu kan datang dan pergi seperti reformasi. Nah, kalau kita mau bikin lagi, apakah ini bakal reformasi jilid 2? Saya enggak tahu ya,” katanya.
Jerry pun meminta Jokowi mencontoh mantan Kapolri, Jenderal (Purn) Sutarman yang memilih hidup sebagai negarawan dan rakyat biasa.
“Pak Jokowi sudah betul tinggalkan legasi seperti itu. ‘Saya ingin tinggalkan Solo menikmati hidup kayak mantan Kapolri Pak Jenderal Sutarman’, dia balik kampung,” ungkapnya.
Terakhir, Jerry menekankan bahwa amendemen masa jabatan presiden menjadi 3 periode itu harus dikubur rapat-rapat dan tak perlu dilanjutkan.
“Ini kita membangun sebuah narasi konyol mengamandemen UUD 45. Barangkali mereka orang yang ngigau sementara bermimpi tiga periode,” tandas Jerry.