Terkini.id, Jakarta – Pakar Epidemiologi dan Pemerintah memprediksikan bahwa pertengahan Juli 2022 akan menjadi puncak COVID-19 di Indonesia.
Terbukti dari dominasinya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang diduga menjadi faktor naiknya angka gelombang di Indonesia.
Melansir dari Health.detik.com, COVID-19 yang sedang melonjak akan bersamaan dengan Pertemuan Tatap Muka (PTM) yang dijadwalkan pada Juli 2022.
Mohammad Syahril, juru bicara Kementrian Kesehatan RI mengatakan bahwa semua itu belum tentu sesuai dengan yang diinformasikan. Bisa saja hanya grafik angka yang naik, tetapi tidak menimbulkan kasus yang parah di Indonesia.
“Betul minggu kedua dan ketiga Juli ini waktu prediksinya banyakyang bertanya-tanya dan menunggu jawaban saya, jadi ada informasi kenaikan kasus bisa sampai 20 ribuan kasus dan kebetulan sekolah juga masuk kembali. Tetapi gini, itu kan prediksi, kita juga sudah lakukan strategi, contoh ternyata tidak sampai angka segitu di kita masih 1200 kasus sehari, bukan prediksi mereka (pakar) salah, tetapi kita bersyukur maka pengendalian pandemi kita bagus” jelasnya dalam acara Radio Kesehatan Kemenkes RI, Senin, 11 Juli 2022.
Strategi yang dijelaskan tersebut seperti melakukan percepatan vaksinasi booster serta menyiapkan tempat isolasi mandiri.
“Kita akan membuat suatu persyaratan dalam perjalanan, dalam persyaratan pertemuan-pertemuan skala besar, perlu melindungi masyarakat di area publik dengan booster” jelas Syahril.
“Kita juga telah menyiapkan tempat isolasi mandiri seperti wisma atlet, serta memberi edaran ke rumah sakit untuk menyiapkan tempat tidur untuk pasien COVID-19” sambungnya lagi.
Syahril mengatakan kembali bahwa vaksin booster menjadi kunci penting untuk menekan angka COVID-19.
Cakupan vaksinasi booster di Indonesia masih di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 50 persen, sedangkan Indonesia sampai saat ini baru mencapai 25 persen.