Peter Gontha Sebut Pemerintah Pelit Informasi Soal Prakerja: Ke Mana Larinya Rp5,6 T Itu?

Peter Gontha Sebut Pemerintah Pelit Informasi Soal Prakerja: Ke Mana Larinya Rp5,6 T Itu?

HZ
Hasbi Zainuddin

Penulis

Terkini.id, Jakarta – Pengusaha Indonesia yang saat ini menjabat Komisaris Garuda, Peter F Gontha ikut melayangkan kritiknya atas program kartu Prakerja yang banyak dipersoalkan masyarakat.

Melalui postingannya, Peter menyebut Kartu Prakerja sebenarnya punya tujuan yang baik khususnya di karena Pandemi Corona.

Salah satunya yang baik dari Prakerja adalah memberikan uang saku Rp 650.000 per bulan selama 4 bulan kepada peserta.

Uang saku tersebut, menurut dia, sudah bermanfaat besar layaknya Bansos atau Bantuan Sosial.

“Yang menjadi pertanyaan utama adalah, mengapa Untuk tamat mengikuti skill academy (kursus via video) perlu biaya Rp 1 juta per orang dengan total anggaran Rp 5.6 Triliun (untuk 5,6 juta orang). Inilah yang menjadi kontroversi perbincangan masyarakat luas,” kata Peter melalui media sosialnya.

Baca Juga

Dia pun menyebutkan berbagai biaya yang perlu dikeluarkan untuk video pelatihan tersebut, yang antara lain seperti paket pelatihan ojek online, sukses Kerja Sampingan di Masa Corona, Mahir berbahas Inggris, mengembangkan UMKM Hingga Kebanjiran order, Trik Buka usaha untuk Pemula masa Corona, hingga teknik lamar kerja di Masa Corona.

“Mungkin saya salah dan masih ada kekurangan. Kebetulan saya berlatar belakang IT dan Televisi penyiaran, tapi menurut saya, dan oleh karena pengalaman saya dalam memulai mata pelajaran Lingua, kita dapat membuat pelatihan tersebut secara online, on demand (artinya bisa belajar setiap saat) hanya dengan pembuatan Rp 500 juta per jam pelajaran,” kata dia mengusulkan.

“Namun ini pun dapat disponsor melalui pendapatkan dari sponsor atau iklan. Kalaupun iklan tidak ada dan kalaupun ada 500 sesi (500 jam) maka biaya pembuatan konten mata pelajaran hanyalah Rp 250 miliar,” usulnya.

Anggaran itu tentu lebih kecil dari anggaran yang saat ini sedang dikeluarkan pemerintah lewat APBN yang nilainya mencapai Rp 5,6 triliun.

“Kemana larinya Rp 5.35 Triljun dari anggaran Rp. 5.6 Triljun tersebut? Kalaupun masih perlu biaya administrasi, untuk ujian atau apapun, saya yakin, seyakinnya bahwa biaya tersebut sangat marginal. Inilah yang perlu dijawab,” tulisnya dengan tiga tanda seru.

“Jadi kesimpulannya, Sudah benar Program Kartu Pra-kerja yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, apalagi semasa banyak yang di PHK,

Yang menjadi pekerjaan Pemerintah adalah menginformasikan nya dengan jelas. Jangan sampai ada orang atau partai politik yang mengambil keuntungan dari program ini, program yang sudah menunjukan niat baik pemerintahan ini.

SIAPA YAH, yang mengambil keuntungan dari sini? Saya tahu, tapi rahasia saya karena saya hanya nebak nebak,” tulisnya Mantan Duta Besar Polandia itu.

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.