Politik Hutang Budi
Komentar

Politik Hutang Budi

Komentar

Prof.Rasyid Masri
(Akademisi dan Pebisnis)

POLITIK hutang budi identik dengan politik etis era kolonial Belanda yang mencoba mengambil hati masyarakat asli pribumi yang telah banyak berkontribusi terhadap kepentingan Belanda.

Politik Hutang Budi ala gaya Belanda hanya sekedar menghibur penderitaan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan dan tekanan penderitaan sehingga diberi sedikit pintu kesejahteraan, akses pendidikan walaupun motif esensinya tetap pro dan kontra senantiasa menyelimutinya.

Dalam kehidupan era sekarang politik hutang budi bergeser maknanya bukan lagi untuk saling mensejahterakan untuk banyak orang atau kepentingan masyarakat tapi mengarah pada kepentingan politik pragmatis yang banyak membebani para politisi karena janji janji yang kemudian hari jadi beban hidup.

Kenapa utang budi jadi beban hidup’ ini pertanyaan yang jawabannya sudah ada di hati dan pikiran pembaca.

DPRD Kota Makassar 2023

Namun teringat dengan istilah populer utang emas/duit dapat dibayar tapi utang budi bisa di bawa mati’ makna kalimat ini cukuplah dalam sebab menyiksa batin bagi yang memilki utang budi.

Itulah sebabnya Islam mengajarkan ke Ikhlasan dalam membantu dan jangan pernah mengharap dibalas kepada orang yang pernah kita bantu kecuali balasan kebaikan pahala dari Allah SWT agar kita terhindar dari rasa kecewa, disinilah indahnya Ajaran Islam.

Maka hindarilah politik hutang budi’ sebab dapat menyiksa batin seseorang, berbuat baiklah tanpa harus mengharap darinya biar Allah yang membalasnya’ hal ini tentu berat apalagi di kehidupan era modern di mana banyak dihiasi transaksi kepentingan.

Sehingga sudah sulit sekarang kita menemukan ketulusan kawan,sahabat membantu tanpa terselubung kepentingan yang selalu dibungkus dengan kemasan ada udang di balik batu walau terkadang batunya hancur udang pun ikut mati.

Pertanyaan menarik haruskan utang budi baik seseorang itu menjelma menjadi utang yang harus dibalas, apakah seseorang yang pernah membantu itu adalah utang yang harus di bayar, kalau tidak di balas apa jadi dosa, tentu hal seperti ini bersifat relatif tergantung ada tidaknya perjanjian yang mengikat keduanya.

Sebab sampai kapanpun kebaikan itu tak dapat dibalas dengan sempurna sehingga tak perlu jadi beban apalagi jadi kewajiban yang harus di balas.

Walaupun sulit di hindari banyak yang membantu kebaikan berkaitan motif ada udang di balik batu tentu dimaklumi sebagai manusia biasa butuh balasan dan perhatian.

Mari hindari politik hutang balas budi pada sesama apalagi sampai berkata “kalau bukan saya yang bantu dia tidak jadi orang sukses dan sebagainya.

“Ingat segala sesuatu semua Allah SWT yang mengatur seluruh hidup manusia, agar kita bisa hidup tenang tanpa tekanan hidup dalam bayang bayang hutang budi dalam bentuk apapun, aamiin. wassalam,”.