Ritual Songka Bala Jadi Simbol Perlawanan Buruh KIBA di Makassar

Ritual Songka Bala Jadi Simbol Perlawanan Buruh KIBA di Makassar

KH
Kamsah Hasan

Penulis

Terkini.id — Di depan Pengadilan Negeri Makassar, aroma dupa bercampur dengan suara orasi. Sekitar seratus buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Industri Pertambangan dan Energi (SBIPE) Kawasan Industri Bantaeng (KIBA) berjalan kaki dari sekretariat PMKRI Makassar.

Namun yang paling mencuri perhatian bukan teriakannya, melainkan langkah mereka yang diawali oleh ritual tua –Songka Bala.

Di barisan depan, dua orang membawa dulang berisi hidangan. Seorang pemimpin doa memimpin bacaan, sementara massa di belakangnya mengangkat spanduk bertulis “Jangan robohkan benteng terakhir keadilan.”

Bagi para buruh itu, pengadilan bukan sekadar ruang hukum, tapi tempat menentukan nasib ribuan pekerja nikel di Bantaeng.

Songka Bala, tradisi Bugis-Makassar yang biasanya dilakukan untuk menolak bala dan memohon keselamatan, hari itu tampil di jantung kota sebagai simbol perlawanan. Di tengah jalan beraspal, tampak dua tampah beralas daun pisang berisi aneka hidangan simbolik.

Baca Juga

Di sisi kiri, satu tampah penuh berisi pisang raja dan pisang kepok—lambang kesuburan dan rezeki. Di tengah, sebuah wadah air berisi daun dan dupa melambangkan penyucian serta doa agar terhindar dari marabahaya.

Di sisi kanan, tampah lain berisi makanan tradisional: sepiring nasi putih, lauk, dan kuah berwarna cokelat. Setelah doa, hidangan itu akan dimakan bersama sebagai simbol berbagi rezeki dan solidaritas.

“Ritual ini bukan tontonan,” ujar Junaedi Hambali, perwakilan SBIPE KIBA.

“Ini doa agar kami tak lagi ditimpa ketidakadilan.”

Menurut Cibal dari KontraS Sulawesi, Songka Bala kali ini menjadi cara “membersihkan pengadilan dari roh buruk.”

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.