Saat Kader PDIP Diduga Dilarang Bicara Pencapresan, Politisi Senior PDIP: Mohon Maaf, Ibu Mega itu Berbeda dengan Ketua Umum Lainnya

Saat Kader PDIP Diduga Dilarang Bicara Pencapresan, Politisi Senior PDIP: Mohon Maaf, Ibu Mega itu Berbeda dengan Ketua Umum Lainnya

R
Ratna
Redaksi

Tim Redaksi

Terkini.id, Jakarta – Sikap Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang diduga melarang kadernya berbicara soal calon presiden (Capres) 2024 menuai kontroversi.

Hal tersebut dinilai oleh sebagian kalangan akan menimbulkan adanya dualisme di internal PDIP seiring ada dukungan terhadap Puan Maharani dan Ganjar Pranowo.

Menanggapi hal tersebut, politisi senior PDIP Aria Bima mengungkap alasan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri melarang kader berbicara soal capres 2024.

Aria Bima mengatakan, PDIP harus berfokus menyelesaikan tugas dalam lima tahun ini.

Lebih lanjut, Anggota Komisi VI DPR RI itu menyebut PDIP tak ingin persoalan Pilpres 2024 jadi penghambat kinerja kader yang bertugas di legislatif dan eksekutif.

Baca Juga

Aria Bima beranggapan, PDIP sebagai partai pemenang Pemilu 2019 memiliki tanggung jawab yang besar terhadap rakyat Indonesia.

“Demokrasi ini dari rakyat untuk rakyat. Dari rakyatnya sudah berlangsung di tahun 2019. Sedangkan untuk rakyatnya masih berlangsung selama lima tahun. Kita sebagai partai pemenang pemilu punya tanggung jawab itu,” kata Aria Bima seusai acara Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Sukoharjo, Jawa Tengah, mengutip pemberitaan Galamedia, Sabtu, 20 November 2021.

Selain itu, Aria juga menuturkan, daripada memikirkan pencapresan 2024, kader diminta fokus menangani permasalahan yang dihadapi masyarakat saat ini. Di antaranya harga minyak dan cabai yang tinggi.

“Kita diminta memikirkan bagaimana menurunkan harga minyak, harga cabai. Kalau kita gagal, PDIP yang disalahkan,” katanya.

Dia mengatakan, PDIP khawatir kepercayaan masyarakat akan turun ketika persoalan masyarakat tidak segera terselesaikan.

Aria lantas membandingkan dengan Partai Demokrat, yang kehilangan banyak suara pada Pemilu 2019

“Makanya kita harus on the track agar tingkat kepuasan masyarakat tinggi. Jangan sampai terjadi seperti di era Pak SBY, suara (Partai Demokrat) hilang sampai 100 kursi. Salah-salah, ini juga bisa menimpa PDIP,” ucapnya.

Bukan hanya itu, Aria juga mengatakan, cukup Megawati yang memikirkan siapa sosok yang cocok untuk diajukan dalam Pilpres 2024. 

Menurutnya, Megawati dinilai sangat berpengalaman dalam mengambil langkah politik.

“Mohon maaf, Ibu Mega itu berbeda dengan ketua umum lainnya. Beliau putri Bung Karno, beliau tahu Orde Baru, tahu Reformasi, mengalami Presiden BJ Habibie, Gus Dur, sampai Jokowi, bahkan beliau pernah jadi presiden. Saya kira beliau akan sangat bijak dalam mengambil keputusan,” pungkasnya.

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.