Terkini.id, Jakarta – Pendeta Saifuddin Ibrahim saat ini tengah menjadi buron internasional, lantaran pernyataan kontroversialnya yang meminta Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menghapus 300 ayat Al Quran beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal tersebut, Menko Polhukam, Mahfud MD telah melaporkan Saifuddin dan meminta pihak kepolisian untuk segera menangkap pria pembuat gaduh tersebut.
Oleh sebab itu, diketahui Polri telah bergerak cepat dengan berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Biro Investigasi Federal AS (FBI) dalam melacak lokasi keberadaan Pendeta Saifuddin yang diketahui berada di Amerika.
Di tengah panasnya kontroversi yang terjadi akibat pernyataan Pendeta Saifuddin itu, beredar pula sebuah video ceramah dari Sadam Husein yang diketahui merupakan anak kedua dari Saifuddin Ibrahim yang turut menyesalkan tindakan ayahnya itu.
Video ceramah berdurasi 5 menit 55 detik itu viral usai dibagikan dalam sebuah kanal YouTube GudoK Lo – MaX, seperti dilihat Minggu, 20 Maret 2022.
- Heboh, Pendeta Saifuddin Ibrahim Jadi Pemulung di Amerika
- Pendeta Saifuddin Bahas Larangan Selamat Natal, Singgung Al Furqan Ayat 72
- Sebut Nabi Muhammad Pedofil, Pendeta Saifuddin: Sejarah Sudah Membuktikan!
- Pendeta Saifuddin: Muhammad Bilang Boleh Menyusui Orang Dewasa!
- Marah-Marah, Pendeta Saifuddin: Jika Ikuti Ayat Qur'an Maka Hancur Dunia! Hancur Indonesia!
“Naudzubillah Min Dzalik….,” kata Saddam Husein, dikutip dari YouTube.
Sadam Husein kemudian menceritakan bahwa sang ayah dulunya adalah seorang Ustadz di salah satu Pondok Pesantren yang cukup terkenal di Indramayu.
“Saya memiliki seorang ayah yang memiliki latar belakang Ustadz, bukan Ustadz kaleng-kaleng, tapi Ustadz beneran. Beliau ngajar di pesantren namanya Al Zaitun di Indramayu, itu pesantren luasnya 1200 hektar,” ungkap Sadam Husein.
Kemudian ia melanjutkan bahwa ayahnya, Saifuddin Ibrahim yang merupakan seorang Ustadz itu pun memutuskan pindah agama pada 2006 silam.
Sebagai anak, Sadam Husein mengaku sangat menyayangkan langkah yang dipilih ayahnya itu.
Bukan itu saja, tetapi Saifudin kemudian menjadi pendeta dan melakukan hal yang tidak terpuji, yaitu adalah menghina agama Islam.
“Beliau tidak hanya pindah agama saja tetapi mulai menjadi pendeta dan menistakan Islam dan Nabi Muhammad SAW melalui buku-bukunya,” kata Ustaz Saddam Husein.
Menurut Sadam Husein, buku-buku yang diterbitkan ayahnya itu merupakan suatu bentuk pelecehan yang luar biasa terhadap Islam.
Salah satunya yakni sebuah buku yang berjudul ‘Wahai Anakku Bertobatlah’ yang diberikan Saifuddin kepada Sadam Husein.
“Ini buku beliau di halaman 30 isinya hancur semua. Betapa buku ini melakukan pelecehan yang luar biasa terhadap Islam dan judul buku ini lebih kontroversi,” tegasnya.
“Dia yang tersesat maka Dia-lah yang harus bertaubat,” timpalnya.
Kemudian Saddam Husein turut menerbitkan sebuah buku yang berjudul ‘Wahai Ayahku Bertaubatlah’.
Buku itu dibuatnya sebagai jawaban dari buku karangan Saifuddin yang diterbitkan sebelumnya dengan judul ‘Wahai Anakku Bertaubatlah’.
“Maka saya dibantu dengan Ustadz Insan Mokoginta membuat buku bantahan Wahai Bapakku Bertaubatlah,” katanya.
Menurut Saddam Husein, masyarakat tidak perlu heran jika ada orang biasa atau bahkan ustaz yang murtad. Hal ini karena sejak zaman Nabi Muhammad SAW sudah ditunjukkan contoh-contoh manusia tersesat semacam itu.
“Jangan terheran-heran pak, jangan heran bu, bahkan di zaman nabi ada sahabat yang menjadi munafikin, ada juga yang menjadi kafirin. Saya nggak bilang kafir itu non muslim, karena sama dengan Surga itu bukan non neraka. Makanya kafir ini adalah bahasa yang halus, berbeda dengan sebutan terhadap kita yakni domba yang tersesat,” tegasnya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.