Terkini.id, Bantaeng – Peristiwa pembunuhan sadis terjadi di Desa Pattaneteang Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng, Sabtu 9 Mei 2020 kemarin.
Seorang ayah, yakni Darwis (50) bersama 7 anggora keluarganya menjadi terduga pembunuhan terhadap putrinya sendiri, yakni Rs (16 tahun).
Saat semua terduga diamankan, polisi menemukan Rs tewas dalam kondisi mengenaskan, dengan dua luka menganga akibat tebasan parang di leher, luka sobetan di kepala, serta luka bacok di lengan sebelah kanan.
Kini, Darwis bersama anggota keluarga lainnya yakni istri An, empat anaknya, Ra, Dh, Si dan AO, serta menantunya yakni AD dan RI ditahan pihak Polres Bantaeng.
Polisi belum menemukan motif di balik pembunuhan sadis yang dilakukan oleh satu keluarga tersebut.
- Pemkot Makassar Terima Penghargaan Kemenimipas, Tegaskan Komitmen Makassar dalam Pembinaan Warga Binaan
- DPD PSI Wajo Serahkan Bantuan ke Korban Kebakaraan di Kota Sengkang
- Jubir JK Sebut GMTD Hanya Jualan Rumah dan Tanah Kavling, Pemda Tak Dapat Manfaat
- STIK Makassar Gelar Wisuda XXXII Sarjana, Profesi dan Diploma Tahun Akademik 2025
- Antisipasi Bencana Banjir, Kalla Rescue Tingkatkan Kemampuan Teknis Penyelamatan di Air
Namun, dari informasi beredar, satu keluarga tersebut sebelumnya melakukan ritual-ritual yang mistis. Informasi lain menyebut, Darwis mengalami gangguan jiwa akibat menerima akibat ilmu sesat.
“Itu katanya tetangga 4 hari sebelum kejadian berhalaki (ma’dupa-dupa pakkiok dalle),” cerita Nur Annisaa, seorang warga di Bantaeng.
Menurut informasi, di saat kejadian pembunuhan, satu keluarga tersebut sempat menghadang beberapa orang yang lewat di depan rumahnya lalu diminta untuk berzikir.
“Siapa yang paling banyak salahnya dalam berzikir maka dijadikan tumbal. Nah, anaknya yang perempuan paling banyak salahnya, makanya langsung digorok lehernya,” tulis Annisaa.
Disebutkan, ada tiga orang tetangganya, yakni Irfan bin Reni (18), Saenal bin Hatim (35 tahun, mengalami luka sobek di kepala akibat parang), serta Usman (34, mengalami luka gores bagian telinga akibat senjata tajam) yang sempat ditahan dan disandera oleh satu keluarga itu.
Ketiga tetangganya itu dipaksa untuk masuk ke rumah dan diminta mengucapkan syahadat berulang-ulang sambil diancam senjata.
“Yang menyandera itu Darwis (kepala keluarga) dan semua anak-anak yang laki-laki.Kita sedang dalami siapa yang eksekusi korban,” ujar Kasubag Humas Polres Bantaeng Aipda Sandri Ershi kepada wartawan.

Polisi masih terus mendalami kasus tersebut. Adapun korban tewas, yakni Rs dimakamkan pagi ini, setelah sebelumnya diotopsi di rumah sakit.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
