Selain Obat Hati, Melalui Dzikir Supaya Manusia Mengenal Allah
Komentar

Selain Obat Hati, Melalui Dzikir Supaya Manusia Mengenal Allah

Komentar

Terkini.id, Makassar-Panitia Syiar Majelis Dzikir Al Haq Masjid Al Hijrah bekerjasama dengan pengurus Masjid Al Hijrah yang beralamat di Jalan Bone Raya Perumnas Sudiang, melaksanakan acara dzikir akbar dimulai sesudah shalat Isya berjamaah. Pukul. 20.00 WITA. Sabtu, 15 Februari 2020.

Usai sholat isya’ dilangsungkan dzikir bersama, yang diawali pengantar dari Ustadz Amrullah selaku ketua panitia Majelis dzikir Al Haq Masjid Al Hijrah Perumnas Sudiang.

Selanjutnya dikatakan Ustadz Ridwan dihadapan para jama’ah, salah satu bentuk nikmat Allah SWT adalah nikmat iman sebagai hidayah dari Allah SWT.

“Tidak ada kejadian di dunia ini tanpa ijin Allah SWT. Alhamdulillah jamaah yang hadir di masjid ini adalah atas ijin atau kehendak Allah SWT,” tambahnya.

Dzikir akbar yang dipandu ustadz Ridwan berlangsung khusyu’ tidak hanya itu, suasana Masjid bertambah haru seiring lantunan dua kalimat syahadat berkumandang syahdu dari bibir ratusan jamaah.

Selain Obat Hati, Melalui Dzikir Supaya Manusia Mengenal Allah
Jamaah Dzikir Akbar di Masjid Al Hijrah Perumnas Sudiang Makassar
DPRD Kota Makassar 2023
Baca Juga

Selanjutnya dijelaskan, Islam itu mudah, aturannya hanya mengikuti apa yang diperintahnya dan menjauhi larangan-Nya, yang tidak dibenarkan itu saling menyalahkan.

Dihadapan jamaah dzikir Masjid Al Hijrah, ustadz meyinggung, kalau ada orang tidak datang ke Masjid, tidak boleh disalahkan, bisa jadi hari ini tidak datang, siapa tahu minggu depan bisa hadir memenuhi undangan Allah. Urusan hidayah hak prerogatifnya Allah, manusia tidak bisa memaksa. Tapi kata Allah dalam Al Quran hidayah yang diberikan kepada hambanya asebab perbuatannya sendiri.

“Allah menyapa kita dengan sifat rahmannya, dengan rahimnya, seperti itulah bagaimana perasaan seorang anak disapa ibunya, dipeluk, perasaannya bagaimana? Tenang. Nah, bagaimana kalau Allah memeluk kita dengan sifat rahmannya, itulah ketenangan. Apabila dikembalikan ke Al Quran, hanya dengan mengingat Allah akan melahirkan ketenangan, sehingga hati menjadi tenang,” sebut ustadz Ridwan.

Diterangkan juga bahwa, manfaat berdzikir mengangkat penyakit. Sakit dan kesembuhan datangnya dari Allah yang lainnya adalah asebab atau ikhtiar. Kita ke dokter namanya iktiar atau usaha, kegigihan usaha itulah yang membuat Allah ridha, obat semua adalah ikhtiar.

“Berdzikir merupakan bagian ikhtiar kepada Allah, sehingga Allah angkat penyakitnya manusia. Sholat, bersedekah bagian dari ikhtiar, makanya disetiap kegiatan kita diawali dengan niat karena Allah SWT,” ucap ustadz Ridwan.

Kemudian diuraikan, dengan berdzikir orang yang sakit akan cepat sembuhnya. Secara psikologis hati yang tenang itu gampang sembuhnya. Sumber penyakit itu datangnya dari hati yang gelisah, atau dinamakan penyakit hati.

“Lalu, orang yang berdzikir akan diampuni dosanya. Keringat-keringat yang keluar dari pori-pori kulit manusia dalam berdzikir tentu hal ini tidak masuk di logikanya manusia, itulah atas ijinnya Allah. Janji Allah dalam Al Quran itu pasti,” tegasnya.

Pertanyaannya, kenapa bisa begitu. Ustadz menjelaskan kita yang datang ke Masjid malam ini adalah tamu Allah. Cara mengundang tamunya Allah dengan diberikan kemudahan untuk hadir di majelis. Di lain sisi, banyak orang yang mau hadir tetapi selalu ada masalah.

“Jasmani manusia itu asalnya dari tanah, makanya jangan kaget kalau kita begitu luar biasa mencintai tanah. Sampai-sampai bekerja perginya pagi, pulangnya malam semuanya untuk tanah. Ketika innalillahi segala bentuk kenikmatan duniawi tersebut akan kembali ke tanah,” tukas ustadz mengingatkan jamaah dzikir.

Ia menambahkan, melalui dzikir ini supaya manusia mengenal Allah. Berarti posisi dzikir tadi mengingat Allah SWT hati pun menjadi tenang.

“Berdzikir itu bertauhid kepada Allah SWT, apa itu bertahid, ada pada Surat Al Iklash. Artinya gantungkan segala urusanmu apapun itu hanya kepada Allah,” kunci ustadz Ridwan mengakhir dzikir akbar bersama di Masjid Al Hijrah Perumnas Sudiang Makassar.