Di Antara Pandemi Corona, Pria Ini Bertahan Hidup dari Kilauan Batu Akik
Komentar

Di Antara Pandemi Corona, Pria Ini Bertahan Hidup dari Kilauan Batu Akik

Komentar

Terkini.id, Makassar- Seorang pria mantan sopir angkutan umum atau pete-pete jurusan Sudiang-Pasar Sentral ini, dahulu begitu setia mengambil penumpang sembari menyetir pete-pete sebelum alih profesi tergiur oleh popularitas batu akik.

Pria tersebut akrab disapa Jufri. Sejak batu akik membumi, ia beralih profesi sebagai penjual batu akik di emperan trotoar, Jl. P. Kemerdekaan Km. 17 Sudiang Makassar, persisnya depan Citra Mart, dimana lokasi ini tidak lekang oleh waktu.

Di antara wabah covid-19, kesetiaan dan kesabaran Jufri pria asal Jeneponto yang merantau ke Makassar ini bertahan menjaga kilauan dan kecantikan berbagai jenis batu akik sejak batu-batu ini booming pada 2014 sampai tahun 2020 saat ini.

“Sebelumnya saya sopir pete-pete dan beralih profesi berjualan batu akik yang terkenal tahun 2014. Sudah 7 tahun saya bawa pete-pete,” kata Jufri, sambil menunggu pembeli yang datang. Rabu, 15 April 2020.

Di Antara Pandemi Corona, Pria Ini Bertahan Hidup dari Kilauan Batu Akik
Jufri Penjual Batu Akik di Sekitaran Citra Sudiang

Jufri menjelaskan sejak booming batu akik, penghasilannya lumayan lah, lebih baik dari watu masih bawa pete-pete, sejak adanya wabah corona ini penghasilannya sama saja bahkan sepi pembeli.

DPRD Kota Makassar 2023
Baca Juga

“Memang antara tahun 2014-2016 di Makassar dan beberapa kota di Indonesia, batu akik begitu terkenal dan viral di sepanjang kota Makassar. Isi beritanya akik semua, mirip musim corona ini,” ucapnya.

Waktu itu, Jufri mengaku penggemar batu akik mulai dari anak setingkat SMP sampai orang tua. Tapi seiring berjalannya waktu, penggemar itu menyisahkan beberapa orang saja.

“Ya kalau dilihat yang biasa datang tanya batu dalam belakangan ini palingan orang-orang penggemar batu akik saja, intinya jualan batu sekarang untung-untungan,” ujar Jufri.

Dulu, kata Jufri pada tahun-tahun batu akik ramai dibahas berbagai kalangan, berjualan di sekitaran pasar Mandai. Karena bikin macet lalu lintas, lapaknya digusur sampai depan kantor Kehutanan samping Citra.

Lapak jualan batu akik Jufri diatas trotoar depan kantor Kehutanan sempat ramai pembeli. “Belakangan kami kena teguran, akhirnya kami bergeser di depan Minimarket Citra sampai sekarang,” sambungnya.

Jufri menambahkan, kalau situasinya sepi pembeli begini, nanti besar kemungkinan cari penghidupan lain.

Jufri tidak sendiri, ia ditemani penjual burung di trotoar itu. Mulai berjualan sekitar pukul 09.00 atau 14.00 Wita, sampai 17.30 Wita.

Ketika ditanya tempat tinggalnya, Jufri mengatakan kalau dulu kami kontrak rumah di Perumahan Pondok Asri III, namun sekarang pindah di dekat Pasar Batangase Perumahan Tamarampu. Menurut pengakuan Jufri, baru 6 bulan tinggal di lokasi yang disebutkannya tadi.

Untuk jenis batu-batu yang dijual Jufri seperti batu akik sojol, Kecubung Rawa Bening, batu bako, Ruby, Pyrus, sisik naga, bacan dari Ternate Palamea dan Dokko dan lainnya termasuk pengikatnya.

“Yang berminat membeli batu akik datang mi ki saja ke lapak saya di depan Citra Sudiang,” tutup Jufri.