Terkini.id, Toraja – Sempat tertunda, akhirnya gelaran The 9th TORAJA INTERNATIONAL FESTIVAL yang bertema “The Beauty of Ancient Civilization” (Indahnya Peradaban Purba) Toraja International Festival (TIF) 2021 yang merupakan penyelenggaraan ke-9 akan berlangsung di Rante Buntu Pempon, Kecamatan Balusu, Rantepao, 4 September 2021 secara off air.

Franki Raden, Ph.D selaku penggagas dan Pelaksana Toraja International Festival mengatakan lokasi penyelenggaraan TIF 2021 tersebut dipilih karena diantara semua tongkonan yang ada di Toraja Utara, Rante Buntu Penpom termasuk venue yang sangat cocok bagi penyelenggaraan TIF yang
bertaraf internasional.
Di samping memiliki area yang luas, kata dia, Rante ini juga memiliki deretan Lantang yang sangat indah dalam jumlah besar yang cocok untuk menjadi background khas dari panggung TIF yang menjadi tempat presentasi seni dan Budaya Toraja.

“Tahun ini TIF ke -9 juga akan memberikan fokus kepada penampilan kesenian tradisional Toraja dan Sulawesi Selatan. Yang istimewa dari penampilan ini adalah grup-grup kesenian yang kami pilih untuk tampil adalah grup-grup kesenian yang secara turun-temurun masih
menjaga kelestarian dan keaslian mereka dalam menampilkan musik dan tarian khas Toraja dan Sulawesi Selatan,”bebernya.
Salah satu contoh misalnya ujar Franki adalah grup musik paduan suara laki-laki dan wanita tradisional Toraja yang bernama Ma’nimbong dan Ma’dandan.
- Penonton Takjub Menyaksikan Toraja International Festival 2021 di Rante Buntu Pempon
- Yuk, Nantikan Indahnya Peradaban Purba di Toraja Internasional Festival ke-9, Ini Jadwalnya
- Nantikan Serunya Toraja Internasional Festival di Tengah Pandemi, Ini Jadwalnya
- Digelar Virtual, Kemenparekraf Harap TIF Jadi Inspirasi Bagi Daerah Lain
- Glenn ke Konseptor TIF: Tenang Aja Bung, Aku Pasti Datang ke Toraja
“Kedua jenis kesenian ini berasal dari desa Lokolemo yang terletak jauh di atas wilayah pegunungan Pangala, daerah dimana pahlawan Toraja yang terkenal, Pongtiku berasal,”bebernya.

“Ma’nimbong dan Ma’dandan adalah sebuah musik tutur vokal yang mungkin sudah berusia ribuan tahun dan merupakan prototip musik vokal di dunia jika ditinjau dari konsep estetika dan struktur komposisi musik tersebut,” sambungnya.
Masih kata Franki, Musik vokal yang pada prinsipnya menggunakan melodi satu nada berbentuk drone ini usianya dapat dibandingkan dengan lukisan purba yang ada di goa Leang-Leang, Maros, Sulawesi Selatan.

“Demikian pula hal dengan bentuk kesenian bernama Pepe Pepe Baine dari wilayah Gowa. Bentuk kesenian teatrikal yang bernuansa
magis ini juga menunjukkan betapa purba dan uniknya Pepe Pepe Baine,” terangnya.
“Pada akhirnya semua bentuk kesenian yang akan kami tampilkan secara khusus di atas panggung TIF ke ke 9 ini menunjukkan tuanya
peradaban masyarakat di bumi Nusantara,” lanjutnya.
Pada saat di belahan bumi lain kata Franki, manusia masih berkeliaran di hutan memburu mangsanya dengan batu untuk bisa survive, manusia di bumi Nusantara sudah memiliki
kebudayaan dengan nuansa keindahan yang sangat tinggi.

“Untuk bisa menjadi saksi dari indahnya peradaban manusia Indonesia yang sangat unik dan menarik ini, tontonlah perhelatan Toraja Internasional Festival pada tanggal 4 September 2021 pukul 19:00 WITA (off air) di Rante Buntu Penpom, Toraja Utara atau pada tanggal 12 September 2021 pukul 19:00 WIB melalui channel YouTube Lokaswara Project,”tandasnya.
Franki juga menjelaskan penyelenggaraan Toraja Internasional Festival pada setiap tahunnya. Menurutnya, sejak penyelenggaraan di tahun ke 3, yaitu tahun 2015 yang lalu, TIF
telah berhasil meningkatkan kunjungan pariwisata di kabupaten Toraja Utara sebesar 300 persen.

“Para turis dari Mancanegara dan
Nusantara umumnya menjadwalkan kunjungan mereka ke Toraja berkenaan dengan waktu pelaksanaan TIF yang setiap tahunnya jatuh
ada pertengahan bulan Juli,”imbuhnya.
“Oleh sebab itu, sejak beberapa tahun yang lalu TIF di angkat oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi salah satu Festival Nasional Tahunan di seluruh Nusantara yang sekarang bernama Kharisma Event Nasional,” lanjutnya.

Disebutkan juga bahwa dengan meningkatnya kunjungan para wisatawan Mancanegara maupun Nusantara ke kabupaten Toraja Utara, kehidupan ekonomi masyarakat di wilayah ini pun turut meningkat.
“Sebagai contoh, pada waktu TIF diselenggarakan di Tongkonan Kete Kesu, setiap hari warung kopi dan makanan sederhana yang berada di lingkungan Kete Kesu setiap harinya mendapat omset sebesar 7-10 juta,”urainya.

Demikian pula halnya dengan pemilik kios souvenir dan pengelola lapangan parkir di sekitar Kete Kesu. Pengunjung TIF sebelum masa pandemik di Kete Kesu pun mencapai 3,000-5,000 orang per hari.
“Saat ini Kete Kesu sudah merupakan destinasi wajib yang selalu dikunjungi oleh para turis dalam dan luar negeri,”pungkas Franki.
Ia juga menyebutkan, lokasi TIF sejak
tahun 2013 hingga tahun 2019 ini bahkan mendapatkan Penghargaan sebagai Objek Wisata Terbaik di Toraja!

“Oleh sebab itu, sekarang sudah tiba
waktunya kami mencari Tongkonan baru untuk Lokasi atau Venue TIF agar juga dapat berkembang menjadi destinasi wisata unggulan di Toraja Utara seperti Kete Kesu!,”jelasnya.
“Pada masa pandemik ini TIF berjalan terus walaupun lebih memberi penekanan kepada program virtual yang diputar melalui YOUTUBE:
LOKASWARA PROJECT,”ajaknya.
“Masyarakat setempat yang tetap bersemangat untuk melihat pengambilan gambar TIF pada tanggal 4 September nanti akan dibatasi dan dikenakan peraturan Protokol Kesehatan yang sangat ketat,”harap Franki.

“Dengan memanjatkan doa kepada Allah yang Maha kuasa, kami berharap Pandemi Covid-19 ini dapat segera lenyap agar ribuan masyarakat dalam dan luar negeri yang telah menjadi penonton setia TIF selama 8
tahun terakhir dapat berkumpul kembali menyaksikan keindahan bentuk kesenian Toraja, Sulawesi Selatan serta juga bentuk kesenian nasional dan internasional kelas dunia lainnya,”sambungnya lagi.
Ia juga menyampaikan bahwa sejak tahun 2013 pelaksanaan TIF ini tidak akan dapat terlaksana tanpa dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sulawesi Selatan, dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara.

“Untuk itu, TIF mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Tidak lupa juga kami ucapkan beribu terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak. Kita harapkan agar TIF dapat mendapatkan dukungan yang lebih besar lagi dari Kemenparekraf, Propinsi Sulsel dan Pemkab Toraja Utara agar kami dapat bersaing dengan event-event besar di negara tetangga seperti halnya Rainforest World Music Festival di Malaysia atau Wonderfruit di Thailand yang merupakan dua event festival musik dan budaya terbesar di Asia!,”urainya lagi.
“Selamat menikmati pergelaran spektakuler TIF ke 9 di Rante Buntu Penpom pada tanggal 4 September 2021 dan atau layar Youtube: Lokaswara Project pada tanggal 12 September 2021 pukul 19:00 WIB,”tutupnya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.