Terkini.id, Jakarta – Ketua Umum Pemuda Bulan Bintang, Wawan Sugiyanto mengomentari politikus Partai Demokrat, Andi Arief yang membuat percakapan imajiner antara Yusril Ihza Mahendra dan Majelis Hakim Mahkamah Agung.
Adapun percakapan imajiner tersebut dimuat dalam sebuah pemberitaan dengan judul “Andi Arief Bikin Percakapan Imajiner Yusril Lupa Anaknya Didukung Demokrat”.
Dalam percakapan imajiner itu, Andi Arief menyinggung soal Yusril yang seolah lupa bahwa anaknya didukung oleh Partai Demokrat untuk maju di Pilkada.
Menurut Wawan, sikap Andi Arief terkesan menunjukkan perilaku seseorang yang terkesan tidak bisa dapat berpikir jernih.
“Iya, kesannya (Andi Arief) kebanyakan makan obat, sehingga tidak bisa berpikir secara jernih dan tidak bisa membedakan mana profesi pengacara dan mana profesi politikus,” ujarnya pada Minggu, 26 September 2021, dilansir dari JPNN.
- Gaya Politiknya Disebut Mirip Ketua PKI, Hasto Kristiyanto Buka Suara
- Politikus Demokrat Sebut Puan Maharani Bisa Menang Jika Semua Ditangkap
- Andi Arief Sebut Puan Bisa Menang Pilpres Asal Lawan Politik Ditangkap, Ruhut Sitompul: Halunya Berkepanjangan
- Singgung Jokowi, Andi Arief: Pilpres 2024 Hampir Dipastikan Tidak Adil
- Kamaruddin Simanjuntak Ngaku SBY Pernah Sujud Sembah Dirinya, Andi Arief: Kesurupan Jadi Tuhan!
Wawan lalu menyinggung bahwa Prof Yusril Ihza Mahendra diminta menjadi pengacara empat mantan kader Partai Demokrat untuk mengajukan pengujian terhadap AD/ART partai tersebut ke Mahkamah Agung.
Pengujian AD/ART adalah buntut dari langkah Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono memberhentikan keempat orang tersebut.
Wawan menegaskan bahwa dalam hal ini, Yusril berperan sebagai seorang pakar hukum, bukan sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB).
“Sekarang saya saya, apa salahnya empat mantan kader Partai Demokrat meminta tolong kepada Prof Yusril Ihza Mahendra untuk mencari keadilan di mata hukum,” ucapnya.
Wawan kemudian menyindir dengan menyarankan Andi Arief tidur dulu sebelum bermimpi.
Ia mengatakan, kalau tidak terima dengan langkah Yusril, sebaiknya Partai Demokrat mencari pengacara untuk uji materiel di Mahkamah Konstitusi (MK), bukan berteriak-teriak di medsos, apalagi menyerang secara pribadi.
Wawan juga mengingatkan Andi Arief bahwa pada Pemilu 2004, tidak ada satu partai pun yang mau mendukung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla.
“Kalau PBB dan Prof Yusril Ihza Mahendra tidak mau memberi dukungan, kemungkinan pada waktu itu Pak SBY tidak akan jadi Presiden ke-6 RI,” pungkas Wawan.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.