Politikus PDIP Hasto Kristiyanto memberikan tanggapannya soal ucapan politikus Partai Demokrat Andi Arief yang menyebut gaya politiknya mirip Ketua PKI, DN Aidit.
Perihal Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief yang menyebut Puan Maharani Ketua DPR RI bisa menangi Pilpres 2024 mendatang asal semua lawan politiknya ditangkap menuai sorotan publik.
Politisi Partai Demokrat, Andi Arief menilai proses Pilpres 2024 hampir dipastikan tidak adil selama Presiden Jokowi ikut campur dalam kontestasi pemilihan presiden itu.
Terkini.id, Jakarta – soal Kamaruddin Simanjuntak yang mengaku Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah sujud menyembah dirinya kini ditanggapi Ketua Bappilu DPP demokrat, Andi Arie.
Terkini.id, Jakarta -- Guntur Romli mengomentari soal Politisi Demokrat, Andi Arief yang mengaku pernah menerima uang dari Bupati nonaktif Penajam Paser Utara (PPU) yang merupakan terdakwa kasus suap.
Andi Arief dalam pernyataannya siap mengembalikan uang pemberian senilai Rp 50 juta jika terbukti hasil korupsi, Dalam hal itu, Chusnul Chotimah yang mengetahui kabar tersebut, menyebut kembalikan sudah selesai, enak banget ya, Kamis 21 Juli 2022.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief mengungkap pernah menerima uang dari Bupati Penajam Paser Utara (PPU) nonaktif Abdul Gafur Mas'ud sebesar Rp 50 juta. Andi Arief mengaku ada dua kali pemberian, ia menerima langsung pemberian pertama sebesar Rp 50 juta. Dia mengungkapkan hal itu ketika bersaksi di sidang Abdul Gafur di Pengadilan Tipikor Samarinda pada Rabu 20 Juli 2022. Andi Arief mengaku awal menerima uang itu pada Maret 2021. "Betul (pernah menerima uang dari Abdul Gafur), setahu saya, Pak Gafur memberikannya bulan Maret 2021 sama yang satu lagi saya lupa bulannya, dan itu saya tidak minta pak," ujar Andi Arief saat bersaksi, dilansir dari detiknews pada Rabu 20 Juli 2022. Andi juga menjelaskan terkait teknik pemberian uangnya yang diletakkan di dalam kantong kresek hitam dan uang tersebut diserahkan Gafur melalui sopirnya. "Pak Gafur nggak pernah (memberi langsung), jadi yang memberikan sopirnya, karena pagi-pagi kresek hitam Rp 50 juta pak, saya tanya kepada Pak Gafur 'ini uang apa Pak Gafur', 'ya pakai lah untuk temen-temen yang kena COVID', masa kalau dikasih uang Rp 50 juta untuk bantu-bantu nggak saya terima pak, gitu aja. Saya juga nggak tahu itu uang korupsi atau tidak, tapi yang jelas itu pada waktu itu COVID sedang tinggi pak, beberapa orang juga meninggal di Partai Demokrat," jelasnya. Menurut Andi, tidak hanya sekali, Gafur juga pernah mengirimkan uang tapi bukan ditujukan buat Andi. Melainkan uang itu dikirim melalui rekening staf Demokrat dan ia tidak ingat jumlah pastinya. "Yang kedua yang saya ingat saya nggak pernah dikasih sama Pak Gafur cuma pak Gafur tiba-tiba membantu, kalau nggak salah soal COVID lagi tuh, tapi kalau nggak salah bukan pemberian langsung. Pak Gafur nggak pernah ngasih langsung, tapi mungkin melalui rekening dan jumlahnya saya nggak tahu persis 50 (Rp 50 juta) atau berapa," ujarnya. Sementara itu, Andi juga mengaku uang pemberian Gafur tidak terkait dengan Musda PD dan ia mengaku uang itu dipakai untuk membantu kader Partai Demokrat (PD) yang telah terkena COVID. "Cuma pada waktu itu... jangan dilihat dari sekarang, itu COVID melanda kader-kader Partai Demokrat banyak sekali waktu itu, jadi pak Gafur ini memberi ke kita dengan membantu, saya nanti akan jelaskan ada pertanyaan lagi, tapi yang jelas tidak ada hubungan apa namanya...Musda... tidak ada hubungan apapun, tapi emang karena Pak Gafur ini saya dengar sejak tahun berapa perhatian sama DPP, pada pegawai-pegawai kecil itu memang ada," terangnya.
Terkini.id, Jakarta – Andi Arief seorang Politisi Demokrat belum lama ini menyoroti perihal koalisi Gerindra-PKB yang sedang mengusung Prabowo-Cak Imin.
Andi Arief selaku Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat, menganggap duet PKB dan Gerindra layaknya pasangan yang dipaksa menikah.