Singgung Penggunaan Buzzer dan UU untuk Bungkam Suara Kritis, Nicho Silalahi: Hanya People Power Solusi Negeri Ini

Singgung Penggunaan Buzzer dan UU untuk Bungkam Suara Kritis, Nicho Silalahi: Hanya People Power Solusi Negeri Ini

R
R
Resty
Redaksi

Tim Redaksi

Terkini.id, Jakarta – Aktivis dan pegiat media sosial, Nicho Silalahi menyinggung soal penggunaan buzzer untuk mengalihkan isu dan penggunaan Undang-Undang untuk membungkam suara-suara kritis.

Dalam cuitannya, Nicho Silalahi pun menyebutkan bahwa solusi negeri ini hanyalah people power atau kekuatan rakyat.

“Ketika yang menguasai pemerintahan para manusia rakus, maka Buzzer digunakan untuk membuat kericuhan demi mengalihkan agenda besar mereka merampok sebanyak banyaknya Dinegri ini,” kata Nicho Silalahi pada Senin, 31 Januari 2022.

“UU sebagai alat gebuk penguasa untuk membungkam suara-suara kritis. Hanya People Power Solusi Negri Ini,” sambungnya.

Nicho Silalahi mengatakan itu sebagai respons terhadap cuitan ekonom senior, Rizal Ramli soal netizen Indonesia yang memiliki reputasi buruk, padahal rakyat Indonesia terkenal ramah di dunia nyata.

Baca Juga

Rizal Ramli menyinggung apakah reputasi buruk netizen Indonesia ini disebabkan oleh pengerahan buzzer bayaran untuk menghancurkan pikiran-pikiran kritis.

“Kenapa reputasi netizen Indonesia terburuk, terkasar, suka membully di media sosial, padahal orang Indonesia terkenal sangat ramah dalam dunia nyata,” kata Rizal Ramli pada Minggu, 20 Januari 2022.

“Apakah benar karena mobilisasi masif BuzzeRP yang dibayar untuk hancurkan pikiran-pikiran kritis?” sambungnya.

Bersama pernyataannya, Rizal Ramli melampirkan video TitTok Damian Hoo, seorang laki-laki dari Australia yang terkenal suka mengunggah konten tentang budaya dan makanan khas Indonesia.

Dalam video tersebut, Damian Hoo membahas soal netizen Indonesia yang memiliki reputasi buruk, kasar, rasis, hingga suka memb-bully.

Awalnya, ia menceritakan soal dirinya yang mengunggah konten pengalaman baiknya ditolong oleh seorang laki-laki di Bandara Yogyakarta.

Damian menceritakan bahwa saat ia mengunggah kontennya tersebut, banyak netizen yang merespons bahwa orang Indonesia hanya baik di dunia nyata, namun jahat di dunia maya.

“Aku kaget, sangat terkejut, maka dari itu akun mencari tahu. Faktanya tahun lalu, Indonesia ada di urutan 29 dari 32 negara pada Microsoft study tentang kesopanan dunia maya. Kita ada di peringkat 3 terbawah,” katanya.

Damian lantas menyebutkan pendapatnya mengapa netizen Indonesia bisa memiliki reputasi buruk ini.

Ia menilai bahwa ada banyak alasan, namun salah satunya adalah banyak masyarakat Indonesia, utamanya orang tua, yang berpikiran tertutup.

“Mereka terjebak pada pemikiran kalau mereka percaya itu benar, itulah cara yang benar dan satu-satunya cara,” katanya.

Damian juga menilai bahwa para orang dewasa yang berpikiran tertutup ini bisa dengan gampang bersatu di media sosial untuk menyerang kelompok berlawanan.

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.