Surya Paloh: Jika Konstitusi Bolehkan, NasDem Akan Usung Jokowi Tiga Periode

Terkini.id, Jakarta – Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan bahwa Partai NasDem sudah mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) tanpa syarat sejak awal. Demikian halnya dengan kondisi yang dihadapi dan dialami NasDem tentang simpang siur pemilu 2024 yang akan datang.

Selanjutnya, Surya Paloh mengatakan bahwa NasDem punya dua hal pokok. Pertama yaitu mengawal kepemimpinan Jokowi agar jalan pemerintahannya tetap efektif sampai akhir masa jabatan.

“Ini harus dikawal sepenuhnya dengan seluruh komitmen kejujuran hati kita, kesiapan kita,” kata Surya Paloh, Kamis 11 November 2021.

Kemudian, tugas yang kedua adalah mempersiapkan proses kesinambungan kepemimpinan yang akan datang. Surya Paloh mengatakan bila konstitusi tidak membatasi masa jabatan Presiden hanya dua kali, NasDem akan memilih Jokowi kembali.

“Kalau saja konstitusi tidak membatasi masa jabatan presiden hanya dua kali, saya tidak perlu lagi menjawab pertanyaan para kader partai ini siapa calon presiden kita ke depan sesudah Jokowi, siapa, karena pasti irama, tones-nya sama dari atas sampai ke bawah, dari pimpinan sampai kader terendah jawabannya cuma satu, ya pasti Jokowi kembali,” imbuh Surya Paloh.

Meski demikian, Surya Paloh juga mengatakan bahwa Partai NasDem memiliki komitmen yang sama dengan Jokowi yaitu memunyai moralitas komitmen yang sama untuk menghargai konstitusi dan tetap harus melanjutkan upaya pembangunan.

“Seorang Jokowi dengan prestasi yang akan mengakhiri masa jabatannya akan menorehkan tinta emas yang bisa dikenang sepanjang masa. Tetapi tugas kita tidak hanya berhenti di situ. Tugas kita adalah mencari kesinambungan kepemimpinan nasional yang mungkin kita harapkan lebih baik yang dicapai oleh seorang Jokowi pada bangsa ini,” ujarnya, dilansir dari Detikcom.

Lebih lanjut Surya Paloh mengatakan Nasdem adalah sahabat dari Jokowi yang berarti telah bisa menerima segala kelebihan dan segala kekurangannya. NasDem juga berkepentingan menempatkan kepentingan nasional di atas kepentingan partai.

“Bangsa ini jauh lebih berharga mencapai keberhasilannya dibandingan hanya sekadar partai ini,” tuturnya.