Terkini.id, Jakarta – Tak ingin ketinggalan, pengamat hukum tata negara, Refly Harun, turut menanggapi kisruh Yusril Ihza Mahendra dan Andi Arief terkait pencalonan SBY alias Susilo Bambang Yudhoyono pada Pilpres 2004 silam.
Menurut Refly Harun, pernyataan yang disampaikan oleh Yusril Ihza Mahendra ada kekeliruan.
Seperti diketahui, perdebatan antara Yusril Ihza Mahendra dan Andi Arief terjadi saat Yusril menjadi pengacara eks kader Demokrat yang menggugat AS/ART Partai Demokrat ke Mahkamah Agung.
Dari perdebatan tersebut, Yusril membahas bahwa tanpa dukungan dari Partai Bulan Bintang (PBB), maka SBY tidak bisa maju pada Pilpres 2004 lalu.
Nah, menurut Refly, pernyataan Yusril itu keliru lantaran ia menilai bahwasanya Demokrat bisa berdiri sendiri.
- Jarang Puji Pemerintah dan Lebih Sering Mengkritik, Fadli Zon Akui Punya Alasan Sendiri
- Refly Harun Sebut Oligarki Lebih Berkuasa Daripada Presiden: Ada yang Mempresepsikan Lebih Berkuasa
- Refly Harun Bicarakan Skenario Jegal Anies Baswedan: Jadikan Tersangka
- Diusulkan Jadi Sekjen PBB, Refly Harun Singgung Kemampuan Bahasa Asing Jokowi
- Refly Harun Soroti Aktivitas Ganjar: Dia Sudah Kebelet untuk Kampanye Keliling Daerah
“Sepertinya Yusril keliru. Baik 2004 maupun 2009, itu Demokrat bisa standing alone tanpa menggandeng mitra koalisi, mereka bisa mencalonkan SBY dan pasangannya sebagai capres dan cawapres,” ujar Refly Harun di kanal Youtube-nya, dilansir terkini.id via Pikiranrakyat pada Senin, 27 September 2021.
Meskipun pada pemilu 2004 Demokrat hanya meraih tujuh persen, Refly Harun mengatakan bahwa SBY tetap bisa jadi Capres kala itu.
Hal tersebut dikarenakan adanya dasar Pilpres 2004 adalah UU Nomor 23 Tahun 2003, di mana pasal 5 UU 23 menyebutkan syarat threshold adalah 15 persen jumlah kursi atau 20 persen perolehan suara sah nasional.
Itulah mengapa pada Pilpres 2004 muncul 5 pasangan capres dan cawapres, yakni SBY-JK, Megawati-Hasyim Muzadi, Wiranto-Shalahuddin Wahid, Amien Rais-Siswono Yudohusodo, Han Hamzah Haz-Agum Gumelar. Hal yang sama pun terjadi di Pilpres 2009.
“Ternyata pada 2009, Demokrat satu-satunya partai yang bisa standing alone karena kursinya 26 persen walaupun suaranya cuma 21 persen.”
Maka dari itu, Refly Harun menyebutkan pernyataan Yusril soal SBY yang tidak bisa maju jadi Presiden di Pilpres 2004 tanpa PBB adalah keliru.
“Saya tidak tahu darimana hitungannya Yusril ketika mengatakan kalau tidak ada tanda tngan PBB, SBY tidak jadi presiden. Mungkin keliru, lupa,” tandasnya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
