TGB Ingatkan Politisi Tak Memperalat Agama demi Kepentingan Duniawi: Itu Paling Buruk, Politik Bukan Akidah
Komentar

TGB Ingatkan Politisi Tak Memperalat Agama demi Kepentingan Duniawi: Itu Paling Buruk, Politik Bukan Akidah

Komentar

Terkini.id, Jakarta – Tuan Guru Bajang atau yang lebih akrab disapa TGB mengingatkan para politisi agar tidak mempolitisi agama demi kepentingan politik.

Pasalnya, menurut Tuan Guru Bajang, cara itu akan mengundang bahaya dalam negara. Juga bentuk paling buruk dalam hubungan agama dan politik. 

“Menurut saya, politisasi agama bentuk paling buruk dalam hubungan agama dan politik,” ujar TGB, sebagaimana dikutip terkini.id dari Tribunnews pada Jumat, 2 April 2021.

Adapun peringatan Tuan Guru Bajang alias Muhammad Zainul Majdi itu disampaikan dalam webinar yang diselenggarakan oleh Moya Institute bertema Gaduh Politisasi Agama belum lama ini. 

Menurutnya, politisasi agama yang dimanfaatkan untuk meraih kepentingan tertentu sejatinya akan berdampak buruk dan mengundang bahaya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

DPRD Kota Makassar 2023
Baca Juga

Hal tersebut, katanya, sesungguhnya telah mencuat selama ini, bahwa menggunakan sentimen agama untuk menarik simpati masyarakat merupakan tindakan yang kurang elok.

Ia mengatakan bahwa menggunakan sentimen agama dengan membuat ketakutan pada khalayak ramai atau menggunakan simbol agama untuk mendapatkan simpati sama saja dengan memperalat agama untuk tujuan duniawi.

Kendati demikian, menurut Ketua Umum Dewan Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) itu, politisasi agama sebenarnya juga bisa baik manakala nilai-nilai mulia agama menjadi prinsip dalam berpolitik, seperti yang dilakukan para pendiri bangsa ini.

“Maka politik menjadi hidup dan bagus karena ada nilai agama,” ucap mantan Gubernur NTB (Nusa Tenggara Barat) itu.

Akan tetapi, kata TGB, akhir-akhir ini makna berbangsa dan bernegara seakan kian bergeser.

Itu karena ada kelompok tertentu yang mempolitisasi agama untuk maksud tertentu yang mana jelas mengancam disintegrasi bangsa.

Oleh sebab itu, Tuan Guru Bajang menegaskan bahwasanya politik itu bukan akidah, melainkan bagian dari muamalah. 

“Kita perlu literasi, perlu penegasan bahwa politik bagian dari muamalah, politik bukan akidah,” pungkas TGB.