Tugas Mahasiswa Sebagai Pendamping Petani: Belajar di Kostratani, Terapkan di Petani
Komentar

Tugas Mahasiswa Sebagai Pendamping Petani: Belajar di Kostratani, Terapkan di Petani

Komentar

Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa  menunjukkan eksistensinya dalam membantu mewujudkan pergerakan pembangunan pertanian perdesaan menuju pertanian maju, mandiri dan modern meskipun ditengah masa pandemic Covid-19 saat ini. 

Melalui program Pendampingan Mahasiswa, Polbangtan Gowa mengikutsertakan mahasiswanya untuk terlibat dalam kegiatan Kostratani sebagai pusat pembelajaran untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian dan pusat konsultasi agribisnis.

Mahasiswa wajib berkordinasi dengan BPP sebagai pusat Kostratani, belajar, dan ambil ilmu dari BPP, terapkan ke petani, pesan Direktur Polbangtan Gowa.

Menurut Mentan Syahrul Yasin Limpo, salah satu subsektor yang harus diwujudkan pengembangannya oleh Kostratani tersebut adalah peternakan. Usaha ternak merupakan salah satu agribisnis yang tidak kalah menjanjikan jika dibandingkan dengan agribisnis-agribisnis yang lain. Sebab, setiap bagian dari tubuh hewan memberikan manfaat dan bernilai komersial. Mulai dari daging, jeroan, kulit, hingga limbahnya sekalipun, bermanfaat bagi manusia dan lingkungan pertanian. 

Sejalan dengan hal tersebut, Dewi Mutiara yang merupakan mahasiswi Jurusan Penyuluhan Peternakan dan Kesehatan Hewan ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Dewi melakukan pengambilan data berupa tata cara dan apa saja yang dilakukan oleh peternak yang ada di di Dusun Cakkewatu, Desa Turu Adae, Kecematan Ponre Kab. Bone. Kami berkordinasi dengan penyuluh di BPP/Kostratani, kami belajar banyak di BPP bersama penyuluh agar kami maksimal mendampingi petani, ujar Dewi.

DPRD Kota Makassar 2023
Baca Juga

Bone merupakan salah satu penghasil ayam broiler di Sulawesi Selatan. Kebanyakan masyarakat disini memiliki usaha peternakan uatamanya pada peternakan ayam broiler, usaha ini banyak dikembangkan dikalangan masyarakat karna memiliki pendapatan atau hasil yg cukup baik untuk kebutuhan dan juga saat ini kebutuhan konsumen terhadap daging ayam broiler sedang meningkat.

Selama proses pendampingan, Dewi memberikan beberapa penyuluhan mulai dari memberi pakan ayam hingga cara menangani masalah kematian ayam dikarenakan pemenuhan kebutuhan pakan kadang terhambat karna kondisi pandemic Covid-19. Dewi juga menjelaskan untuk ayam yang memasuki usia 24 hari maka pakannya berupa konsentrat S11 untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. 

Setiap pertambahan usia maka pakan yang di berikan juga berbeda beda. Jenis pakan yg di berikan pada ayam umur 1-4 hari adalah fine crumble, selanjutnya pada umur 5-21 hari jenis pakannya yaitu crumble, dan umur lebih dari 21 hari digunakan jenis pakan semi pellet. Komposisi dari jenis pakan tersebut tidak terlalu berbeda hanya tekstur dan ukurannya yg berbeda terutama karna menyesuaikan perkembangan pada paruh ayam. 

Selanjutnya dilakukan  penimbangan untuk mengetahui bobot badan pada ayam tersebut. Pengontrolan (penimbangan) berat badan merupakan hal yang penting dalam pemeliharaan ayam broiler, namun pada saat menangkap ayam harus sangat hati hati untuk menghindari trjadinya cacat pada ayam karna ayam yg di tangkap dlam keadaan stres akan mengakibatkan kematian. Jenis timbangan yang digunakan yaitu timbangan gantung.

Degan luas 60 x 10 m, kandang tersebut menampung 3000 ekor ayam dan terdapat lebih dari 100 kandang ayam dengan luas tersebut untuk kabupaten Bone. Dengan jumlah tersebut, kebutuhan panganan daging cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga September 2020 kedepan.

Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, yang juga Ketua Kostratani Nasional menyampaikan, peran Kostratani sangat nyata, melalui optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan. 

“Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, masalah hidup matinya suatu bangsa. Meskipun saat ini negara kita diserang wabah Covid-19, tetapi petani dan peternak tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat panen. Ini membuktikan pertanian tidak berhenti,” ujar Dedi. 

Kepala BPPSDMP ini juga selalu mengingatkan bahwa pertanian tidak boleh berhenti karena pertanian yang mampu menyediakan pangan.

“Karena ini paling penting untuk semua orang sebagai penyangga kesehatan untuk melawan covid paling efektif,” tambahnya. (IKL)