Wacana Tunda Pemilu 2024, Amien Rais Klaim Sebagai Skenario Ugal-Ugalan Jokowi-Luhut

Wacana Tunda Pemilu 2024, Amien Rais Klaim Sebagai Skenario Ugal-Ugalan Jokowi-Luhut

R
Weren Timo
Redaksi

Tim Redaksi

Terkini.id, Jakarta – Mantan Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Amien mengklaim wacana penundaan pemilu 2024 sebagai skenario Presiden Jokowi dan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dengan rezim ugal-ugalan

Dirinya lantas menyinggung usulan penundaan pemilu yang dia klaim sebagai skenario Jokowi-Luhut. Menurutnya, seorang pemimpin harus mengetahui presiden hanya bisa dipilih dua kali.

“Saudara sekalian, saya lihat sandiwara politik yang dipertontonkan oleh duet Jokowi-Luhut itu makin lama makin menggila, makin ugal-ugalan. Jadi tidak bisa lain kesimpulan saya bahwa memang saudara saya Jokowi ini itu, selain tidak kompeten sebagai pemimpin yang saya tulis dalam risalah kebangsaan saya, tapi juga tidak tahu kapan dia harus mundur,” katanya dalam unggahan video dalam chanel YouTube Amien Rais Official Sabtu, 2 April 2022.

Dalam unggahan video dengan judul “DUET JOKOWI-LUHUT TIDAK KITA PERLUKAN LAGI”, Amien juga mengatakan Jokowi mabuk akan kekuasaan. Menurut Amien, Jokowi tidak merasa puas dengan kekuasaan 10 tahun.

“Nah, saudara sekalian, saya bahkan berani mengatakan di sini, Pak Jokowi dengan pahlawan ini sudah sudah istilahnya itu power drunken, sudah mabuk kekuasaan, 10 tahun belum cukup, masih ingin lagi, ingin lagi,” ucapnya.

Lebih lanjut politisi yang ikut mendeklarasikan pendirian PAN menegaskan, dalam UUD 1945  sudah jelas sekali dikatakan presiden hanya bisa dipilih dua kali saja. 

“Pemimpin yang baik itu harus tahu persis kapan dia harus mundur, apalagi dalam UUD 45 itu sudah jelas sekali dikatakan presiden kita hanya bisa dipilih dua kali saja. Tapi sekarang mau dipaksakan supaya ada sidang MPR khusus untuk buat PPHN, jadi kemudian nanti arahnya mengubah secara sangat ugal-ugalan, lebih dari itu, sangat jahat, ini luar biasa,” tegasnya.

Dirinya juga memahami akan ada banyak kritik atas pernyataannya itu. Namun dia tidak mempedulikan karena apa yang dia ungkap bagian dari sikap demokratis.

“Bahkan saya khawatir andaikata tiga periode misalnya tidak kita halangi macam-macam, kemudian nanti macam-macam ini, saya berpikir ke depan saya tahu orang banyak marah pada saya. Itu Pak Tua ngapain ya, saya sedang menyampaikan kekhawatiran saya sebagai anak bangsa yang mungkin yang tidak suka sama saya, saya dianggap noise, tapi itu tidak apa-apa, itu risiko,” ucapnya.

Politikus Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Syuro Partai Ummat menyebut, tidak perlu takut mengeluarkan pendapat di negeri demokratis ini. Pasalnya, di era yang terbuka sekarang ini banyak pendapat yang benarpun ikut dihujat.

“Tidak ada orang yang punya pendapat di negeri demokratis yang terbuka sekarang ini itu tidak dihujat, yang sudah betul pun dihujat, ayat Al-Qur’an saja diusulkan 300 ayat mau dihilangkan dan lain-lain ini. Jadi sontoloyonya banyak sekali di negeri kita ini kalau sampai nanti duet Jokowi lihat itu,” imbuhnya.

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.