NETWORK
Terkini.id, Jakarta – Dosen Universitas Indonesia atau UI, Ade Armando menjelaskan bahwa kekerasan seksual paling banyak terjadi di perguruan tinggi dan pesantren.
Ade Armando menjelaskan bahwa angka kasus kekerasan seksual tertinggi urutan pertama itu terjadi di perguruan tinggi, kemudian nomor dua itu terjadi di pesantren. Pesantren dan perguruan tinggi adalah tempat yang rawan kekerasan seksual.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa seharusnya kedua tempat pendidikan itu menjadi sarana pengembangan intelektual dan membangunan karakter serta kualitas bangsa, sayangnya data menyampaikan informasi yang cukup miris sebagaimana Ade Armando sampaikan.
“Menurut data Komnas Perempuan, perguruan tinggi menempati urutan tertinggi terjadinya kekerasan seksual di Indonesia, di lembaga pendidikan 35 %,” ujar Ade Armando menjelaskan.
Video itu diunggah oleh channel youtube Cokro TV, pada Selasa, 29 Maret 2022, dengan judul ‘Apakah Orang Minang Senang Perempuan dilecehkan?’.
- Sindir BEM UI, Hendrawan Supratikno: Mahasiswa yang Benar Tidak Lempar Opini Asal-asalan!
- Viral, Mahasiswi UI Dilecehkan Pengendara Motor Saat Jalan Kaki Sendirian
- Ikatan Alumni Universitas Indonesia Ajak Awardee BPI UI Kolaborasi Bangun Negeri
- Fakta Kasus Tabrak Lari Mahasiswa UI yang Tewas Dilindas Mobil Pajero Mantan Pejabat Polri
- Ternyata! Serangan Stroke Bisa Dicegah dengan Deteksi Dini
“Urutan kedua di pesantren atau pendidikan agama sebanyak 16 %, dan ketiga ditempati SMA/SMK 15 %,” ujar Ade Armando melanjutkan.
Kemudian, Ade Armando menjelaskan beberapa perguruan tinggi yang terindikasi kasus kekerasan seksual.
Menjadi informasi yang mengejutkan, pasalnya beberapa perguruan tinggi negeri dan terkemuka menjadi universitas yang terindikasi kasus kekerasan seksual.
“Media massa memberitakan kekerasan seksual yang berlangsung bahkan di perguruan tinggi nasional terkemuka,” ujar Ade Armando menjelaskan.
“Seperti Universitas Indonesia, Universitas Riau, Universitas Sriwijaya, Universitas Gajah Mada, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Udayana, dan masih banyak lagi,” ujar Ade Armando melanjutkan.